Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Jadi Tetenger Jateng, Ahmad Luthfi Dukung Pengembangan Kawasan MAJT
- 07 Jun
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyatakan, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang harus bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat. Karenanya, perlu dilakukan pengembangan.
Apalagi, masjid yang berada di Jalan Gajah Kota Semarang itu merupakan salah satu tetenger (ciri khas) dan trademark Provinsi Jawa Tengah.
“MAJT ini jadi trademark, kebanggaan bagi masyarakat muslim kita. Kita harus punya tetenger yang harus kita uri-uri (lestarikan). MAJT adalah ikon Jawa Tengah,” kata Ahmad Luthfi, seusai salat Id dan menyerahkan hewan kurban di MAJT Semarang, Jumat (6/6/2025).
Luthfi menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai pengemban fungsi Yayasan MAJT, memiliki kewajiban untuk mengembangkan kawasan MAJT. Pengembangan MAJT akan diarahkan pada nilai-nilai budaya keislaman, dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan lain.
“MAJT tidak hanya memakmurkan masyarakat sekitar, tetapi juga untuk memberikan usaha, dalam rangka menunjang kemakmuran umat di wilayah kita,” jelasnya.
Saat ini, luas lahan kawasan MAJT mencapai 34 hektare. Rencananya, selain bangunan masjid yang sudah ada, kawasan itu nanti juga dibangun pesantren, rumah sakit, pusat bisnis, dan rumah pemotongan hewan (RPH).
Terkait RPH, Pemprov Jateng juga memiliki program prioritas, yaitu sembelih halal. Program tersebut menjadi kesatuan dalam program Pesantren Obah.
Ketua Pengurus Pengelola MAJT, Noor Ahmad mengatakan, saat ini di kawasan MAJT sudah ada Pesantren Tahfidz Al-Qur’an. Semua santri yang belajar di pesantren tersebut, merupakan penerima beasiswa dari Baznas Jateng. Pesantren itu juga sudah berkolaborasi dengan perguruan tinggi, sehingga selain mendapat pembelajaran pesantren, juga belajar pendidikan formal.
“Setelah lulus, mereka kami kembalikan ke daerah masing-masing untuk menjadi imam, yang kita bekali dengan tafsir, hadits, dan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Terkait pengembangan pusat bisnis, menurut Noor Ahmad, saat ini sudah ada pasar tradisional yang lumayan ramai di sekitar kawasan MAJT. Untuk RPH juga sudah disiapkan dengan nama RPH Kang Jalal (tukang jagal halal).
“Nanti juga akan kami kembangkan terkait agrowisatanya. Kami canangkan MAJT ini menjadi masjid rujukan, tidak hanya di Jawa Tengah tapi juga nasional,” paparnya. (Humas Jateng)*ul