Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Jadi Solusi Banjir Rob, Warga Sambut Positif Pembangunan Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan
- 05 Jun
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Upaya pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang dan Kabupaten Demak yang dilakukan pemerintah dengan membangun kolam retensi Teboyo dan Sriwulan, disambut positif oleh masyarakat.
Keberadaan kolam retensi tersebut akan mendukung fungsi giant sea wall, sebagai solusi atas permasalahan banjir dan rob yang sering melanda wilayah pesisir Semarang dan Demak.
Penjaga warung di Kawasan Industri Terboyo Semarang, Nur Ali berharap, agar infrastruktur yang telah dirancang ini, bisa menanggulangi banjir dan rob yang seringkali merendam permukiman warga dan jalan raya.
Warga Sayung Kabupaten Demak ini, mengaku terganggu dengan rob di Jalan Pantura saat berangkat kerja. Maka, kolam retensi dan tanggul laut diharapkan bisa mencegah rob, sehingga aktivitas dan mobilitas masyarakat lancar.
“Harapannya bisa menanggulangi rob, biar tidak balik ke kampung, ke jalan-jalan. Akses jalan biar lancar. Kalau jalan lancar itu juga perekonomian kan lancar,” harap Nur Ali, saat ditemui di Kawasan Industri Terboyo, Kamis (5/6/2025).
Sementara itu, Wahyu, seorang sopir angkot berpendapat, keberadaan kolam retensi menjadi harapan baru bagi masyarakat yang selama ini terdampak banjir dan rob.
Menurutnya, upaya pengendalian yang selama ini mengandalkan pompa dan peninggian jalan tidak cukup. Sehingga dia berharap pengerjaan proyek tersebut bisa segera selesai, supaya banjir dan rob tidak lagi terjadi.
“Harapannya masyarakat segera tertangani, kasihan warga yang terdampak seperti di pesisir itu banyak yang kehilangan mata pencahariannya,” ucap warga Muktiharjo Kidul, Kota Semarang tersebut.
Terkait pembangunan kolam retensi Sriwulan dan Teboyo, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak 3, Dadang Ismu Hardianto mengungkapkan, kolam retensi tersebut nantinya akan menyatu dengan tanggul laut raksasa.
Dikatakan, kolam retensi Terboyo memiliki luas hampir 189 hektare dengan daya tampung mencapai 6 juta meter kubik air. Adapun kolam retensi Sriwulan seluas 28 hektare mampu menampung lebih dari 1 juta meter kubik air.
Nantinya di setiap kolam ada rumah pompa yang berfungsi mengalirkan air ke laut. Di masing-masing rumah pompa beroperasi empat unit pompa besar dengan kekuatan 5.000 liter per detik, dan dua pompa kecil berkekuatan 500 liter per detik.
“Kalau kolam retensi Ternboyo juga ada enam. Kita menyediakan enam pompa dengan kapasitas sama, 5 ribu liter per detik yang besar, yang kecil ada 500 liter per detik,” ungkap Dadang, saat meninjau progres pembangunan kolam retensi di Semarang, Kamis (5/6/2025).
Dia mengatakan, kolam retensi akan berfungsi mengendalikan banjir dan rob. Teknisnya, air dari jalan raya akan masuk ke saluran drainse, lalu mengalir ke berbagai sungai hingga bermuara ke kolam. Setelah itu, air yang tertampung dibuang ke laut melalui pompa.
Dadang melanjutkan, progres pembangunan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan sudah 27 persen. Saat ini sedang berproses perbaikan tanah dasar untuk dirancang fondasi bangunan. Pihaknya juga tengah melakukan upaya pembebasan lahan.
Pihaknya menargetkan pengerjaan kolam retensi Sriwulan dan Terboyo akan rampung pada September 2026, dengan catatan pembebasan lahan harus selesai pada Desember 2025.
“Secara angka 27 persen, kita targetnya selesai semuanya itu di september 2026, itu sudah paling cepat. Ini masih ada kendala pembebasan lahan, dengan asumsi lahan bebas di Desember 2025,” ungkap Dadang. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)