Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pemprov Jateng Gandeng UNS, Berdayakan Masyarakat Olah Enceng Gondok Jadi Bio Briket dan Paving Block
- 27 May
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Bank Jateng, berupaya memberdayakan warga sekitar Rawa Pening, Kabupaten Semarang, dalam mengolah gulma enceng gondok menjadi bio briket dan paving block. Pemberdayaan dilakukan dengan memberikan pelatihan dan bantuan alat pengolahan enceng gondok menjadi bio briket dan paving block.
Bantuan diserahkan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, di Bukit Cinta, Kawasan Rawa Pening, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Senin (26/5/2025).
“Biar tidak pening terus, harus kita bantu. Ini bentukĀ upaya memberdayakan masyarakat,” ujar Ahmad Luthfi saat penyerahan bantuan.
Pernyataan Ahmad Luthfi tersebut didasari pada data, Rawa Pening telah menghadapi beberapa masalah. Salah satunya, pertumbuhan enceng gondok yang sangat cepat. Hasil penelitian pada 2021 menyebutkan, pertumbuhan enceng gondok mencapai 1 meter persegi dalam jangka waktu 21-28 hari.
Upaya pembersihan sudah dilakukan sejak 2020 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana dan TNI. Pada tahun tersebut dilakukan pembersihan enceng gondok seluas 550 hektare, 2021 seluas 450 hektare, 2022 seluas 200 hektare, 2023 seluas 130 hektare, dan 2024 seluas 263,5 hektare.
Masyarakat sekitar selama ini juga sudah memanfaatkan enceng gondok untuk berbagai kerajinan. Mulai tas, tempat tisu, meja-kursi, dan lainnya, bahkan beberapa kerajinan sudah masuk pasar ekspor. Namun, pertumbuhan enceng gondok yang cepat tetap meninggalkan permasalahan, sehingga butuh inovasi baru untuk memanfaatkan.
“Adanya paving block dan bio briket dari enceng gondok ini suatu kreativitas yang patut disyukuri. Saya harap, kalau bisa lebih banyak (menggunakan meterial enceng gondok) itu akan lebih bagus,” kata Luthfi.
Menurut Luthfi, keterlibatan Fakultas Teknik UNS dan Bank Jateng dalam memberikan pelatihan pembuatan bio briket dan paving block itu sangat bagus. Hal itu merupakan bagian dari kerja sama yang dijalin oleh Pemprov Jateng dengan UNS.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi, dan Informasi UNS, Irwan Trinugroho mengatakan, program tersebut merupakan salah satu turunan dari Memorandum of Understanding (MoU), yang sudah ditandatangani antara Rektor UNS dengan Pemprov Jateng.
“MoU dengan Pemprov Jateng secara general, kemudian dari situ diturunkan menjadi beberapa perjanjian kerja sama, salah satunya adalah ini, sinergi untuk pemberdayaan Rawa Pening. Programnya pemberian pelatihan dari enceng gondok menjadi bio briket dan paving blok,” katanya.
Irwan menjelaskan, potensi enceng gondok di Rawa Pening sangat besar untuk diolah dari gulma menjadi barang serbaguna. Bio briket bisa menjadi bahan bakar alternatif yang dapat dikomersialisasikan untuk pemberdayaan masyarakat. Apalagi bahan baku enceng gondok di Rawa Pening melimpah, sehingga masyarakat bisa mengambilnya tanpa biaya.
“Kalau kemudian bisa diproduksi secara massal, bisa diproduksi, menjadi sumber pendapatan masyarakat di sekitar Rawa Pening,” jelasnya.
Saat ini bantuan alat pengolahan enceng gondok menjadi bio briket dan paving block masing-masing satu unit. Alat tersebut diberikan kepada masyarakat atas dukungan dari Bank Jateng. Untuk membuat satu kotak bio briket seberat 1 kilogram, dibutuhkan enceng gondok sebanyak 100 gram.
“Bio briket yang dihasilkan saat ini masih skala rumah tangga. Kalau nanti sudah bisa diproduksi secara massal, maka harganya bisa jauh lebih rendah dibandingkan bahan baku bio briket lainnya, karena bahan baku tidak berbayar, tinggal ambil dan menguntungkan untuk Rawa Pening sendiri,” ujarnya. (Humas Jateng)*ul