Optimalkan Aku Hatinya PKK untuk Cegah Stunting, TP PKK se-Jateng Diajak Tengok Desa B2SA Bedono

  • 07 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

KABUPATEN SEMARANG – Sebanyak 70 perwakilan Tim Penggerak PKK se-Jawa Tengah diajak berkeliling ke Desa B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) di Bedono, Kecamatan Jambu, Rabu (7/8/2024). Mereka diminta melihat realisasi program Aku Hatinya PKK, yang berhasil menurunkan angka stunting dan menerapkan prinsip ekonomi sirkular.

Tiba menggunakan dua bus, rombongan diajak menilik Teras Pangan, Rumah Pangan, dan Gerai Pangan, yang dikelola PKK Desa Bedono. Melalui prinsip Aku Hatinya PKK atau (Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman), Desa B2SA tersebut berhasil mengentaskan anak-anak balita dari status stunting.

Pendamping Pangan Desa B2SA Bedono Wariyanti mengatakan, kegiatan bermula pada 2021. Saat itu Kelompok Wanita Tani (KWT) memenangi peringkat kedua lomba pemanfaatan tanah pekarangan tingkat kabupaten. Hal itu kemudian mendapat perhatian Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Setelah lolos menjadi Desa B2SA, Bedono akhirnya mendapat bantuan dari Bapanas sebesar Rp75 juta, untuk pengembangan Teras Pangan, Rumah Pangan, dan keperluan Gerai Pangan.

“Stunting dari 18 anak menurun menjadi 11 anak pada 2024. Harapannya, pada tahun ini selesai, karena kami kerja sama KWT. Kegiatan kita rutin, ada kerja bakti, sampai menjual lele dan sayuran (di Gerai Pangan),” ujarnya.

Ditambahkan, dalam operasionalnya, PKK Bedono bekerja sama pula dengan kader Posyandu. Ini dilakukan untuk mengelola Rumah Pangan, yang bertugas untuk memasak hasil panen dari Teras Pangan guna menyajikan pada para balita yang mengalami kurang gizi.

Selain itu, PKK juga bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yakni, dengan menjual produk dari KWT di minimarket milik badan usaha tersebut. Dengan demikian, hasil dari penjualan digunakan kembali dalam upaya pengentasan angka stunting.

Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dishanpan Jateng Lucia Sri Winarni mengatakan, total Desa B2SA di Jawa Tengah ada 10 lokasi. Dua di antaranya yakni di Bedono dan Kabupaten Banjarnegara, merupakan program lanjutan sejak 2023. Sementara delapan lainnya adalah kuota tambahan yang diberikan oleh Bapanas RI.

Ia mengatakan, dari pelaksanaan Desa B2SA, kader PKK memiliki peran sangat penting. Mereka adalah ujung tombak pelaksanaan sosialisasi pangan bergizi di pelosok desa.

“Ada peningkatan kapasitas, dari ibu-ibu yang tadinya hanya menyediakan makan saja. Dengan ini, makanan ya lebih bervariasi dan memiliki nilai gizi seimbang. Bukan hanya ke kader tapi juga 200 orang warga desa (Bedono) yang termasuk ibu hamil, remaja putri dengan anemia, dan yang memiliki anak balita,” tutur Lucia.

Ia mengatakan, meski bertahap, sosialisasi yang dilakukan kader PKK mulai menuai hasil positif. Ini dilihat dari angka anak stunting yang mulai menunjukkan penurunan di tahun pertama dan kedua.

“Komitmen dari kepala desa juga penting untuk menyokong program ini, sehingga bisa berkelanjutan di tahun tahun selanjutnya, melalui pengalokasian Dana Desa,” imbuh Lucia.

Perwakilan TP PKK Klaten, Parni Kusumawati mengaku, mendapat pelajaran berharga dari kegiatan tersebut. Ia bahkan tak ragu akan mengimplementasi program tersebut di “Kabupaten Bersinar”.

“Ada beberapa hal yang bisa diaplikasikan, seperti rumah pangan. Walau di Klaten ada, tapi integrasi dengan (pemerintah) desa juga perlu. Manajemen di sini juga perlu kita tiru, kan sudah diakui di tingkat nasional, juga terbukti dengan tambahan modal untuk memperkaya menu,” pungkas Parni. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait