Bapanas Gelontorkan Bantuan Pangan Beras, Pemprov Jateng Tambahkan Mi Mocaf

  • 01 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

SUKOHARJO – Bantuan pangan yang digelontorkan pemerintah pusat kepada keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan begitu, bisa menekan pengeluaran penerima manfaat, hingga menstabilkan harga beras di tingkat pasaran.

“Ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Manfaatkan beras ini, karena kualitasnya cukup baik. Kami harap tidak untuk dijual, tetapi dimanfaatkan untuk keluarga,” kata Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan penyaluran bantuan pangan berupa beras, di Gudang Bulog Telukan, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (1/2/2024).

Dirambahkan, bantuan pangan yang diserahkan oleh Presiden Jokowi tersebut merupakan program Badan Pangan Nasional. Sasaran penerima manfaat bantuan tersebut di Jawa Tengah sekitar 3,5 juta keluarga, yang tersebar di 35 kabupaten/ kota.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari mengatakan, Pj Gubernur Jateng juga memiliki program bantuan pangan kepada masyarakat, yang bersumber dari cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) Provinsi Jawa Tengah. Sasarannya, keluarga dengan kategori miskin dan miskin ekstrem, yang belum ter-cover bantuan dari Bapanas.

“Memang secara bekala, tidak rutin. Kalau ini (bantuan Bapanas) rutin per bulan 10 kg. Kami juga sama 10 kg, tetapi tidak rutin karena memang cadangan pangan terbatas,” katanya, saat ikut Pj Gubernur Jateng mendampingi Presiden di Gudang Bulog Telukan.

Dyah menjelaskan, cadangan pangan Pemprov Jateng pada awal Januari 2024 tercatat sekitar 300 ton setara beras. Selama Januari 2024 sudah ada penyaluran bantuan pangan sekitar 62 ton.

Dia menyampaikan, cadangan pangan itu untuk masyarakat miskin dan miskin ekstrem, yang belum ter-cover bantuan pemerintah pusat. Cadangan pangan juga untuk kondisi darurat dan inflasi.

Terkait bantuan pangan yang diberikan Pemprov Jateng, lanjut Dyah, tidak hanya berupa beras, tetapi juga komoditas lain berupa mi mocaf. Mi yang terbuat dari tepung singkong itu masuk dalam paket bantuan, sekaligus untuk menggencarkan diversifikasi pangan.

Salain pangan lokal dari singkong, ada juga yang berasal dari jagung dan porang. Dari bahan pangan lokal itu dapat diproduksi menjadi beras jagung, beras porang, beras singkong, mi mocaf, dan lainnya.

“Jadi ada beras, ya ada pangan lokal. Maksudnya supaya masyarakat mengenal, bahwa kita juga punya produksi mi yang tidak bergantung dari impor terigu, tapi tepung singkong produksi kita sendiri, dan jauh lebih sehat,” katanya. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait