Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
INOVASI KOTA MAGELANG DIAPRESIASI TIM PENILAI TIGA
- 28 Oct
- dev_yandip prov jateng
- No Comments

KOTA MAGELANG-Sejumlah Inovasi Kota Magelang diapresiasi oleh penilai dalam ajang penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif (Innovative Government Award/IGA) 2017 dari Badan Penelitan dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Dalam Negeri RI. Salah satu inovasi yang mendapat perhatian yakni kampung organik yang ada di Kota Sejuta Bunga ini.
Hal itu disampaikan salah satu tim penilai, Rochayati Basra saat menanggapi paparan Walikota Magelang Sigit Widyonindito terkait inovasi Kota Magelang dalam ajang IGA, di Hotel Acacia, Jakarta, Sabtu (28/10/2017)
“Saya sangat apresiasi ada inovasi yang justru muncul dari pemikiran masyarakat. Ini tentunya harus mendapat perhatian bagaimana pemerintah menampung inovasi warga yang kemudian diselaraskan dengan kebijakan atau aturan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Magelang,” kata Rochayati yang juga Kepala Puslitbang Inovasi Daerah Kemendagri.
Menurutnya, inovasi tersebut bisa membawa perubahan pola pikir masyarakat, bahwa ide dan pemikiran tidak harus digagas oleh pemerintah, melainkan bisa lahir dari insiatif masyarakat. “Inovasi dan regulasi harus nyambung. Jangan sampai ada benturan kepentingan eksternal dan internal,” ujarnya.
Ia meminta agar berbagai inovasi yang dihasilkan dan bermanfaat bagi masyarakat harus terjaga dan berkelanjutan.
“Satu lagi yang saya apresiasi, di Provinsi Jawa Tengah yang memilki komitmen kuat terhadap fungsi kelitbangan hanya Kota Magelang, yang memiliki Badan litbang,” tuturnya.
Seperti diketahui, inovasi kampung organik di Kota Magelang sudah menyebar di 17 Kelurahan, bahkan sampai ke tingkat RW. Salah satunya kelompok organik pinggirejo Kelurahan Wates, yang menerapkan aturan warga setempat wajib membawa sampah saat mengurus administrasi baik di RT maupun RW.
Hasil dari pengumpulan sampah kemudian dikelola warga setempat, agar memiliki nilai ekonomis. Seperti dibuat kerajinan tangan, pot bunga, tas plastik dan kerajinan lainnya yang hasilnya dipasarkan ke berbagai daerah.
Sementara itu Ketua Tim Penilai, Zaenal Arifin menerangkan, penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif merupakan apresiasi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten dan kota yang menerapkan inovasi unggulan di wilayah masing-masing.
“Inovasi tersebut tidak hanya asal diciptakan saja, melainkan bermanfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat,” kata Zaenal.
Zaenal mengatkan, ada 3 provinsi, 10 kabupaten dan 10 kota yang masuk nominasi peraih penghargaan ini, salah satunya Kota Magelang. Sistem penilainnya terdiri seleksi administrasi, paparan kepala daerah, serta tinjauan lapangan.
Walkota Magelang Sigit Widyonindito, saat paparan mengemukakan, inovasi di wilayahnya tidak serta merta muncul dari pemerintah, melainkan banyak yang lahir dari pemikiran warganya. Seperti inovasi kampung IT di Perumahan Depkes Kelurahan Kramat Utara dan inovasi kampung organikdi Kelurahan Wates.
Selain itu juga ada inovasi yang dikreasi oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Magelang, antara lain DataGo (Dinas Komunikasi dan Informatika), Automatic Traffict Control System (ATCS) dan cek KIR online(Dinas Perhubungan), Krenova (Balitbang), Sistem Pengendalin PJU Terintegrasi atau SIPPUT (Dinas Lingkungan Hidup), yang semuanya terintegrasi dalam Smart City.
“Konsep smart city menjadi komando inovasi-inovasi di Jajaran Pemkot Magelang dibawah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang, dalam konteks tata kelola pemerintahan” kata Sigit.
Mantan Kepala DPU Kota Magelang ini mengatakan, semua inovasi yang ada di Kota Magelang difasilitasi, mulai dari pembinaan, pendampingan, sampai dengan proses replikasi inovasi itu sendiri.
“Inovasi ini tentu tidak hanya sensasi saja, melainkan harus berdaya guna dan bermanfaat bagi masyarakat. kami juga sedang menyusun Raperda Inovasi Daerah yang merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017,” ungkapnya.
Kabupaten Boyolali terpilih menjadi nominator Pemerintah Daerah Inovatif/Innovative Government Award (IGA) 2017 yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (Balitbang Kemendagri). Tahapan penentuan pemenang yang diikuti 10 Kabupaten nominator tersebut dilakukan dalam presentasi dan validasi yang digelar di Acacia Hotel, Jakarta pada Kamis-Sabtu (26-28/10). Agenda ini berupa agenda yang dalam presentasi dan diskusi antara Bupati Boyolali dengan tim penilai.
“Daerah harus menggunakan kearifan dalam berinovasi agar bisa maju, berkembang dan semakin sejahtera,” terang Kepala Balitbang Kemendagri, Dodi Riyadmadji.
Dodi menambahkan, daerah memerlukan inovasi untuk memberikan pelayanan publik yang efektif sehingga menciptakan kesejahteraan di daerahnya. Selain itu Dodi juga berharap inovasi tersebut dapat dijadikan program nasional dan bisa diterapkan di daerah lain.
“[Inovasi] Apa sudah diterapkan dan yang diunggulkan dan ada hal-hal yang dikhususkan agar bisa di-Indonesia-kan [diterapkan di daerah lain],” imbuhnya.
Sementara Bupati Boyolali, Seno Samodro mempresentasikan berbagai inovasi yang sudah dilakukan pemerintahannya. Lima hal pokok yang disampaikan terkait inovasi bidang infrastruktur, implementasi Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP), bidang kesehatan, e-pangan dan e-votting.
Inovasi di Boyolali, menurut Seno dilakukan melalui pembuatan aplikasi yang memberi kemudahan dalam pelayanan publik.
“Bukan penghargaannya yang diharapkan tapi cara kerja dan bukti nyata untuk Boyolali serta negara Indonesia tercinta,” terang Bupati Seno.
Selain 10 Kabupaten sebagai nominator termasuk Boyolali, juga terdapat 10 daerah pemerintah Kota dan tiga Provinsi yang mengikuti validasi ini.