Beri Apresiasi Lomba Jurnalistik 2023, Nana Ajak Awak Media Luruskan Berita yang Bengkok

  • 28 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengapresiasi kreativitas jurnalis, yang menjadi pemenang dalam Lomba Jurnalistik Jateng 2023. Selain beradu karya, melalui ajang tersebut berhadiah total Rp 384 juta itu, Nana mengajak para jurnalis menjadi agen untuk memberantas hoaks dan ujaran kebencian (hate speech), yang rawan terjadi saat Pesta Demokrasi 2024.

“Lomba ini adalah bentuk silaturahmi, juga terjalinnya komunikasi dan sinergitas, antara pemprov dan rekan media. Antara pemprov dan rekan media memang simbiosis mutualisme. Media butuh berita, kita juga butuh diberitakan dalam rangka pelayanan ke masyarakat,” ujarnya, seusai acara di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (28/11/2023).

Dalam kesempatan itu, Nana secara khusus berpesan kepada awak media terkait kondisi menjelang Pemilu 2024. Menurutnya, jurnalis bisa berperan sebagai penjaga pilar keempat demokrasi.

Berpijak dari hal tersebut, Nana berharap jurnalis menjadi garda, menangkal berita bohong dan menjernihkan suasana dalam setiap pemberitaan.

“Kami harap rekan media, kita bersama meluruskan berita yang bengkok. Kami harapkan segera beritahukan ke kami, bilamana ada informasi yang mengarah ke provokasi dan membenturkan masyarakat, sehingga dari awal mampu kami antisipasi,” ucapnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jateng Riena Retnaningrum mengatakan, Lomba Jurnalistik 2023 diikuti oleh 237 karya jurnalis. Karya-karya tersebut mengetengahkan tentang upaya pemberantasan stunting, pemanfaatan embung di musim kemarau, dan penguatan UMKM.

“Lomba ini diikuti oleh seluruh jurnalis yang tinggal dan bertugas di Jawa Tengah. Ada empat kategori jurnalis, yakni tulis, foto, televisi dan radio. Khusus 12 peserta juara satu akan mendapatkan short course ke provinsi kembar Jateng di Provinsi Fujian, Kota Fuzhou (China),” paparnya.

 

Tak Menyangka

 

Seorang pemenang Restu Indah, mengaku tidak menyangka menyabet juara pertama. Pewarta TVKU ini mengaku, sebelum memilih tema pemberantasan stunting ia melakukan riset mendalam terlebih dulu.

“Sama sekali tidak menyangka, saya kira pas ditelpon dari Diskominfo bohongan. Ternyata memang saya menang. Dari tiga kali mengikuti, baru kali ini saya juara pertama,” ucapnya.

Hal serupa diungkapkan Aries Budi Susanto. Jurnalis Radio Idola ini mengaku mendapat tantangan tersendiri dalam memilih tema yang akan ia ikuti.

“Saya terlebih dahulu memilih tema tentang pemanfaatan embung. Kemudian saya ke lokasi dan mencurahkan kerangka berpikir dalam bentuk feature radio. Di lokasi sempat ada tantangan, terkait kenyataan di lapangan. Tapi akhirnya bisa teratasi,” pungkasnya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait