Pascapandemi, Pengelola Desa Wisata Didorong Bangkit

  • 23 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KABUPATEN SEMARANG – Para pengelola desa wisata di Kabupaten Semarang diminta untuk menata kembali usaha ekonomi produktifnya pascapandemi.

Hal itu ditegaskan Bupati Semarang Ngesti Nugraha, di hadapan para pengelola desa wisata pada rapat koordinasi 74 pengelola desa wisata, di Omah Kebon, Bergas Kidul, Sabtu (21/10/2023). Menurutnya, terjangan pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir merupakan pukulan berat bagi para pelaku pariwisata. Sehingga, dia berharap, pengalaman pahit itu justru menjadi motivasi untuk bangkit kembali.

“Mari kita bangkitkan lagi usaha ekonomi produktif desa wisata masing-masing,” tegas bupati.

Untuk itu, bupati juga memastikan dinas terkait agar mendukung kebangkitan desa wisata itu. Tak hanya itu, pihak ketiga juga akan dilibatkan lewat dana corporate social responsibility (CSR).

“Alokasi dana dari APBD akan didukung peran pihak ketiga untuk membantu desa wisata kembali bergerak positif,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, bupati juga mengimbau para pengelola, untuk menjajagi segala kemungkinan bentuk kerja sama dengan desa sekitar. Sehingga, akan tercipta hubungan saling menguntungkan dan berkembang bersama.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Wiwin Sulistyowati menjelaskan, rapat koordinasi itu dimaksudkan untuk mengembangkan kembali potensi desa wisata. Selain itu, untuk menciptakan sinergitas antardesa wisata.

“Kerja sama itu diharapkan dapat mewujudkan desa yang kreatif. Sekaligus mengoptimalkan potensi desa agar ekonominya mandiri,” terangnya.

Disampaikan, saat ini ada 74 desa wisata di Kabupaten Semarang. Angka itu terbanyak di Jawa Tengah. Ada dua desa wisata yang telah berkategori maju dan lainnya dalam pengembangan.

Pengelola desa wisata, Sugiyanto mengaku siap, untuk mengembangkan potensi yang ada. Dia bersama kelompok sadar wisata Gunung Gajah Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan akan merintis penambahan fasilitas akses jalan ke puncak gunung itu. Menurutnya, salah satu titik take off paralayang terbaik di tanah air itu belum memiliki jalan yang memadai menuju puncak.

“Saat ini sudah ada jalan makadam. Nanti akan kami usulkan ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan,” akunya.

Penulis: Junaedi, Diskominfo Kab Semarang
Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait