Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Jateng-Denmark Realisasikan 4 Proyek Percontohan
- 23 Oct
- Prov Jateng
- No Comments
Semarang – Kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kerajaan Denmark di bidang lingkungan dan energi mulai direalisasikan. Empat proyek percontohan yang tersebar di beberapa daerah di Jateng, kini dalam tahap pembangunan dan siap beroperasi tahun depan.
“Harapan kita, ini menjadi percontohan sebelum diterapkan di daerah-daerah lain. Kita juga masih mempunyai PR, seperti di daerah pantura Tegal, Pemalang, dan Pekalongan soal limbah batik. Nah ini penting kita dorong,” kata Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP usai Groundbreaking Proyek Percontohan The Environmental Support Programme Phase 3 (ESP3) di Kantor Bappeda Jateng, Senin (23/10).
Empat proyek percontohan bidang lingkungan dan energi hasil kerja sama Pemerintah Kerajaan Denmark dengan Provinsi Jawa Tengah meliputi, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kepulauan Karimunjawa, pembangkit listrik tenaga gas metana di TPA Jatibarang Kota Semarang, pembangunan instalasi pengolahan limbah pati onggok di Klaten, serta pembangunan fasilitas refuse derived fuel di TPA Tritih Lor, Kabupaten Cilacap.
“Untuk proyek pengolahan sampah di Semarang diperkirakan selesai pada Oktober 2018, sedangkan pengoperasian PLTS di Karimunjawa lebih cepat sekitar Februari 2018,” terangnya.
Mantan anggota DPR RI itu berharap, pengelolaan lingkungan ke depan menjadi lebih baik karena adanya teknologi dari Pemerintah Denmak. Seperti pengolahan limbah pati onggok di Klaten atapun limbah lainnya yang mempunyai potensi untuk bisa dikelola. Sehingga semakin hari kesadaran pengelolaan sampah atau limbah semakin baik.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini akan menular dan menjadi pembelajaran kemudian bisa ditiru di tempat lain, sehingga kita sangat baik dalam mengelola sampah. Kita akan tunjukkan, hari ini kerja sama tersebut mempunyai nilai besar untuk masyarakat dan masyarakat menyukainya,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, gubernur mengaku senang karena adanya proyek ESP 3 di Jateng yang dilaksanakan tahun 2013 – 2018, teknologi yang diterapkan mendorong pengolahan sampah dan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah Denmark punya teknologi kemudian membantu kerja sama dengan Pemprov Jateng dalam bidang lingkungan dan energi.
Sedangkan terkait proyek PLTS berkapasitas 283 kWp di Karimunjawa, kata dia, cocok diterapkan di daerah terpencil seperti Pulau Parang, Kemojan, Genting, dan Nyamuk, karena menggunakan energi ramah lingkungan. Selama ini energi listrik di pulau-pulau terpencil di perairan Jepara itu menggunakan tenaga diesel yang menyala hanya enam jam per hari.
“Kita sedang dorong energi yang lebih besar mengunakan gas. Kami akan komunikasi dengan PLN dan Pertamina agar di Karimunjawa listrik bisa menyala selama 24 jam dari sebelumnya 6 jam. Ini juga perlu ada edukasi kepada warga bagaimana merawat batere secara baik agar listrik dengan energi surya bisa menyala terus,” imbuhnya.
Bahkan ke depan, pemprov mendorong penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan beragam energi yang sudah ada, salah satunya sampah. Selain itu juga mencoba mendorong kemungkinan angin bisa mempunyai kekuatan untuk energi alternatif terbarukan di samping sumber daya alam lainnya.
“Kita juga masih mendiskusikan tentang panas bumi apakah juga bisa diadopsi. Setidaknya apa yang terjadi di Banyumas dan Karanganyar masih belum bisa diterima masyarakat,” katanya.
Sedangkan di kawasan Dieng, pemanfaatan panas bumi sebagai pembamgkit listrik sudah berjalan baik. Jika kita belajar pada Iceland, negara kecil yang bermigrasi dari energi yang bersumber fosil ke panas bumi ternyata hasilnya luar biasa dan ekonomi masyarakatnya tumbuh dan terselamatkan.
Sementara itu, Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen mengatakan, Pemerintah Kerajaan Denmark memilih Provinsi Jawa Tengah sebagai mitra kerja sama karena memiliki pemimpin yang visioner dan mampu melihat berbagai potensi yang ada. Seperti pengolahan limbah menjadi energi terbarukan.
“Selain itu ada situasi yang memungkinkan untuk secara teknis kami melakukan dan menerapkan teknologi,” imbuhnya.
Penulis : Mn, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng