Pekalongan Giatkan Diversifikasi Pangan Nonberas

  • 09 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KOTA PEKALONGAN – Kebutuhan karbohidrat bagi tubuh tak hanya bisa dipenuhi dari beras, tetapi juga dari umbi-umbian, sayur, dan buah-buahan. Bahkan, bahan makanan tersebut dapat diolah menu olahan kekinian agar menarik minat masyarakat untuk mengonsumsinya.

 

 

 

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan, Inggit Soraya, menjelaskan, ada berbagai sumber karbohidrat yang bisa dikonsumsi masyarakat. Diversifikasi pangan tersebut juga membantu menyejahterakan para petani yang menanam tanaman pangan selain padi.

 

 

 

“Di Kota Pekalongan banyak petani menghasilkan singkong, umbi-umbian, jagung yang mengandung karbohidrat. Nah supaya merata, tidak hanya dari beras, tetapi masyarakat ini bisa konsumsi yang lain, agar petani selain padi juga bisa sejahtera karena meratanya konsumsi masyarakat,” beber istri Wali Kota Pekalongan tersebut, pada acara pelatihan olahan pangan berbahan baku singkong dan jagung, di kantor Dinperpa setempat, beberapa waktu lalu.

 

 

 

Inggit berharap, anggota PKK bisa berlatih untuk membuat olahan pangan berbahan karbohidrat yang variatif, agar anak-anak tertarik untuk mencoba,

 

 

 

“Hari ini, singkong dibuat jadi onigiri, sedangkan jagung dijadikan schotel. Selain itu bahan lainnya juga ada sayur, telur, protein hewani, jadi nilai gizinya lengkap dan lebih menarik,” sambungnya.

 

 

 

Senada, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Muadi, menyampaikan, demi menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai diversifikasi pangan, pihaknya menggelar pelatihan khusus.

 

 

 

“Kita genjot melalui pemberian latihan, agar masyarakat ini bisa tertarik untuk konsumsi umbi-umbian, tentunya dengan kreasi menu olahan kekinian,” ujarnya.

 

 

 

Pelatihan tersebut, imbuh Muadi, diharapkan dapat mendukung peningkatan konsumsi umbi-umbian, sayuran, dan buah oleh masyarakat. Dengan begitu, skor Pola Pangan Harapan (PPH) bisa meningkat.

 

 

 

Menurutnya, pada 2022, skor PPH di Pekalongan tahun 2022 sebesar 94,07 persen, jauh melebihi targetnya sebesar 80,05 persen. Meskipun demikian, tingat konsumsi bahan pangan karbohidrat selain nasi ternyata cenderung stagnan. Ia berharap, warga Kota Pekalongan dapat meningkatkan konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA),

 

 

 

“Selain kita cari bahan baku alternatif yang murah dan mudah didapat, kita juga edukasi peserta kalau banyak manfaat yang bisa diambil dari bahan lokal. Kemudian kita juga mengajak masyarakat untuk terus memperhatikan pangan B2SA,” tandasnya.

 

 

 

Sementara itu, perwakilan dari Indonesian Chef Association (ICA) Kota Pekalongan, Karsiti, menjelaskan, bahan baku lokal sangatlah mudah untuk dikreasikan menjadi berbagai macam menu makanan. Bahkan, olahan makanan berbahan baku lokal dapat dijajakan dan menambah penghasilan keluarga.

 

 

 

“Kemudian ini juga bisa dijadikan alternatif ide bekal anak-anak. Mungkin mereka malu atau kurang suka ya kalau bentuknya utuh, misalnya hanya direbus atau digoreng. Kalau (makanan) dikemas seperti makanan kekinian, mereka akan lebih suka,” pungkasnya.

 

 

 

 

Penulis: Kontributor Dinkominfo Kota Pekalongan

Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait