Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Komitmen Jaga Lingkungan dan Kelola Sampah, Sragen, Klaten dan Salatiga Diganjar Adipura
- 01 Mar
- yandip prov jateng
- No Comments

SRAGEN – Sejumlah kabupaten/ kota di Jawa Tengah kembali mendapatkan penghargaan Adipura, hasil penilaian pada 2022 lalu. Salah satunya Kabupaten Sragen, yang berhasil meraih Adipura kategori Kota Kecil setelah dua kali penilaian absen mendapat penghargaan.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri LHK RI, Siti Nurbaya, di Auditorium Dr Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkapkan, pihaknya telah menanti penghargaan itu mengingat terakhir kali diraih pada 2017, karena pada 2020-2021 penilaian Adipura berhenti akibat pandemi Covid-19.
Dia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah membantu Kabupaten Sragen untuk kembali meraih Adipura setelah lima tahun tidak menerima penghargaan bergengsi tersebut. Penghargaan Adipura merupakan kerja keras tim dan peran serta seluruh masyarakat.
“Alhamdulillah, Sragen kembali mendapatkan Adipura. Kali ini penilaian sungguh sangat rumit. Namun, yang penting adalah bagaimana kita mengubah kebiasaan. Yakni tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah dengan benar, mencintai lingkungan, dan menyadari betul bahwa anak cucu kita yang akan menerima warisan ini,” ungkap Yuni, seusai menerima penghargaan.
Bupati mengatakan Pemkab Sragen akan terus berupaya untuk mempertahankan Adipura, dengan meningkatkan lagi pengelolaan sampah.
“Kita akan olah dengan baik sehingga dapat menghasilkan uang. Siapa bilang sampah itu tidak bisa menghasilkan uang? Ayo mulai dari diri kita sendiri, kita mulai pembiasaan ini. Yuk kita mulai dari sekarang, pilihlah sampah dengan baik, yakni organik dan anorganik dipisahkan dengan benar mulai dari rumah tangga,” ajak Yuni.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen Rina Wijaya menambahkan untuk penilaian Adipura saat ini berbeda dengan sebelumnya. Indikator penilaian tertinggi terletak pada pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir di TPA Tanggan, Gesi.
“Penghargaan Adipura ini tidak hanya dinilai dari kota bersih dan kota indah, tapi bagaimana masyarakatnya juga bisa melakukan pengelolaan atau pemilahan sampah mulai dari rumah tangga, sampai ke TPS-3R. Sehingga sampah yang terkelola semakin meningkat. Untuk kami dari DLH Sragen sesuai arahan pimpinan pada tahun ini akan memberikan edukasi, bagaimana pentingnya pemilahan sampah dari sumber sampah,” jelas Rina
Tak hanya Sragen, Kabupaten Klaten juga berhasil meraih Adipura setelah menantikan selama 27 tahun. Bupati Klaten Sri Mulyani membeberkan, perjuangan Kabupaten Klaten untuk mendapatkan Piala Adipura telah dilakukan selama bertahun-tahun, salah satunya dengan menjaga kebersihan dan keindahan kota Klaten, serta pengelolaan sampah.
Penilaian kebersihan dilakukan di kantor pemerintahan, RSUD Bagas Waras, RS Soeradji Tirtonegoro, sekolah-sekolah, pasar tradisional, jalan utama, kawasan pemukiman dan sejumlah area publik lainnya. Selain itu, juga dilakukan ruang terbuka hijau (RTH), jalan-jalan protokol, Pasar Srago dan Pasar Mlinjon, TPA Troketon dan ke sekolah-sekolah.
Bupati mengatakan, penghargaan Adipura menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Kota Bersinar setelah penantian panjang selama 27 tahun.
“Saya sebagai Bupati Klaten berterima kasih kepada tentunya jajaran pemerintah Kabupaten Klaten dan pihak terkait, dan kepada seluruh masyarakat khususnya, kepada relawan yang kemarin sangat luar biasa men- _support_ kami. Pada saat penilaian, para relawan itu memberikan yangg terbaik, sehingga pada 2023 mendapat Adipura,” kata Sri Mulyani.
Sementara, Kota Salatiga kembali meraih Adipura untuk kali keempat. Penjabat Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi mengatakan, Adipura hanyalah sebuah penghargaan. Namun yang lebih penting adalah menjaga lingkungan, kelestarian, dan kebersihan lingkungan.
“Bukan karena Adipura, melainkan perilaku yang seharusnya melekat untuk diwariskan kepada anak cucu. Meski demikian, anugerah Adipura tetaplah sebuah prestasi yang sangat membanggakan dan luar biasa,” ujar Sinoeng.
Sinoeng mengatakan, perolehan ini merupakan hasil kerja sama dan koordinasi Pemkab Salatiga bersama berbagai stakesholder, untuk terus membangun kesadaraan dan edukasi kepada masyarakat, tentang kebersihan dan pengelolaan sampah.
“Dan yang tak kalah penting adalah keberpihakan kita terhadap peran-peran pentahelix, termasuk media dan perguruan tinggi, yang terus mengedepankan filosofi kepedulian terhadap lingkungan bagi mahasiswa baru, merupakan proses perjalanan panjang. Kemudian juga pasangan yang akan menikah disyaratkan untuk menanam pohon,” pungkasnya.
Penulis : Miyos/Yuli_Diskominfo Sragen, ttr-ang/kominfo-klt, KontributorKotaSalatiga
Editor : WH/Ul, DiskominfoJtg