Berkat Pelatihan dari Pemprov dan Baznas Jateng, Budi Wujudkan Mimpi Buka Bengkel Modifikasi

  • 19 Jan
  • ikp
  • No Comments

KARANGANYAR – Mimpi penyandang disabilitas, Budiyanto untuk bisa membuka bengkel modifikasi sepeda motor roda tiga khusus difabel, akhirnya terwujud. Ia senang karena bisa membantu meringankan sesama difabel dalam berkendara.
Selain itu, kini Budi juga bisa menjadi montir andal di bengkel sepeda motor milik saudaranya. Itulah semangat mandiri yang terpancar dalam diri pria 51 tahun tersebut.
Bagi Budi, sapaanya, apa yang dijalaninya tersebut merupakan buah dari kegiatan pelatihan mekanik sepeda motor bagi penyandang disabilitas di SMKN Jawa Tengah Semarang, 2022 lalu. Saat itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir dan membuka pelatihan mekanik, yang diinisiasi Baznas Jateng, kolaborasi dengan SMKN Jateng.
“Manfaat pelatihan itu sangat banyak sekali. Yang sebelumnya saya tidak tahu menjadi tahu, bisa mengerti atau memperbaiki sepeda motor, masalah rantai atau nyetel klep atau mesin. Kalau matic (mesin) bisa ganti roller, vanbelt, yang sebelumnya tidak tahu, menjadi tahu. Lebih paham,” kata Budi, saat ditemui di rumahnya di Desa Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar,  Kamis (19/1/2023).
Budi menuturkan, saat ini ia bisa bekerja di bengkel sepeda motor milik saudaranya, yang masih satu desa. Ia bekerja menangani kerusakan sepeda motor pada umumnya, seperti yang dikerjakan montir lain di bengkel tersebut.
Selain kerja di bengkel sepeda motor, ia juga membuka bengkel modifikasi sepeda motor roda tiga, yang biasa dipakai para difabel di rumahnya. Di bengkel modifikasinya, Budi bisa menyelesaikan pengerjaan sekitar dua minggu tergantung tingkat kerusakan.
Diungkapkan, dulu sebelum mengikuti pelatihan, ia tak bisa mengelas secara sempurna. Budi sempat mendapat komplain dari pelanggan, karena hasil garapannya tidak bagus.
Namun setelah mengikuti pelatihan dari Pemprov Jateng di Semarang, kemampuannya mengelas mengalami peningkatan. Budi bisa mengelas lebih bagus, halus, dan lebih kuat, sehingga tak ada lagi komplain dari pelanggannya.
“Pelanggan saya lebih puas dengan pelayanan yang saya berikan. Selain dari manfaat ilmu, juga menambah ekonomi rumah tangga saya. Saya memiliki anak yang masih sekolah. Jadi pelatihan ini bagi saya dan teman difabel, manfaatnya sangat besar,” ucapnya.
Bengkel modifikasi sepeda motor roda tiga yang dibuka di rumahnya, ia kelola sendiri.  Namun, jika sedang ada banyak orderan, Budi mengajak keponakannya untuk membantu di bengkel.
Dalam satu bulan, rata-rata ia mendapatkan orderan modifikasi sebanyak tiga unit.  Para pengguna jasanya berasal dari berbagai kota, di antaranya Banjarnegara, Pekalongan, Batang. Untuk pengiriman, ada yang dikirim menggunakan jasa paket, dan ada juga yang diantar sendiri.
“Bahkan ada yang saya naiki. Sekalian ngetes juga, modifikasi saya bagus apa enggak. Ternyata, sampai Batang, sampai Banjarnegara, motornya lancar. Sampai Rembang, motor lancar,” jelasnya.
Selain menerima jasa modifikasi, Budi juga menjual motor modifikasi khusus bagi para difabel. Sepeda motor hasil modifikasinya itu, ia tawarkan melalui Facebook.
Per bulan, rata-rata ia bisa merakit satu unit sepeda motor modifikasi. Harga jualnya bervariasi, ada yang dijual Rp5 juta, Rp7 juta, bahkan ada yang dijual hingga Rp10 juta per unit. Harga ditentukan tahun produksi sepeda motor dan banyaknya fungsi.
“Masalah penghasilan, satu motor minim dapat Rp1 juta. Saya sendiri di samping membantu, menolong teman-teman, juga dilihat dari ekonomi teman-teman. Misal konsumen saya, bapak-ibunya kaya, ongkosnya bisa lain lagi. Prinsipnya saya, teman-teman bisa ke mana-mana sendiri,” harapnya.
Budi mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, karena telah memberikan fasilitas pelatihan gratis kepada para difabel.
“Terima kasih kepada Pemprov Jawa Tengah, pada Pak Ganjar yang sudah memberikan fasilitas pelatihan,” ungkap Budi. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait