PERANG TOMAT ALA FGS 2017 LEBIH MERIAH

  • 25 Sep
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Perang tomat dalam rangkaian kegiatan Festival Gunung Slamet (FGS) 2017 di Rest Area Lembah Asri (D’LAS) Desa Wisata Serang Kecamatan Karangreja, Purbalingga berlangsung meriah. Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM dan sejumlah pejabat pemkab bahkan ikut belepotan tekena lemparan tomat dari sesama pejabat dan peserta perang tomat.

Setelah meniup peluit tanda dimulainya Perang Tomat, seluruh peserta yang terdiri dari pengunjung umum dan pelajar Sekolah Dasar serta Sekolah Menengah Pertama yang ada di sekitar lokasi kegiatan saling melempat tomat masak yang disiapkan panitia. Bupati Tasdi, tak segan melempar para pejabat pemkab yang bersembunyi dibalik pengunjung yang tak ikut perang tomat. Alhasil, para pajabat yang biasa mendampingi bupati dalam berbagai kegiatan harus merasakan terkena lemparan tomat ranum.

Tak hanya pejabat, Bupati juga tak segan melempar penonton yang ada di sejumlah gazebo. Dengan candaanya, Bupati Tasdi yang sudah dua kali mengikuti Perang Tomat, juga mengincar fotografer yang mengabadikan tradisi setahun sekali itu.

“Alhamdulillah meski harus terkena lebih banyak lemparan tomat, tetapi acaranya bersahabat dan lebih meriah,” ujar Kepala Desa Serang Sugito, tuan rumah yang lebih sering menjadi sasaran lemparan tomat.

“Saya beberapa kali terkena lemparan Pak Bupati. Beruntung tomatnya tidak mengenai kamera,” kata Hardi, kamerawan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) yang juga tengah mengabadikan rangkaian FGS hari kedua.

Bupati menuturkan, selain sebagai rasa syukur atas anugerah hasil pertanian yang melimpah juga sebagai silaturahmi dan sarana menjalin kebersamaan dengan masyarakat khususnya di desa Serang dan sekitarnya. “Sekalipun ini perang tomat, jangan sampai ada dendam diantara kita. Justru dengan perang tomat ini, kebersamaan kita menjadi semakin meningkat,” kata Bupati Tasdi, Jumat (22/9).

Bupati berpesan, melalui rangkaian kegiatan FGS, desa Serang dan sekitarnya yang berada di kaki gunung Slamet bisa tetap terjaga ketersediaan airnya melalui usaha-usaha memelihara alam, menanam pohon dan melestarikan lingkungan hidup untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, FGS diawali dengan pelaksanaan Ritual Pengambilan Tuk Sikopyah dari sumber air Sikopyah dan disemayamkan di Balai Desa Serang. Air Tuk Sikopyah ini, Besok (23/9) akan diarak menuju Rest Area Lembah Asri untuk dibagikan kepada masyarakat. Malam harinya digelar acara Sambung Rasa serta pentas music keroncong bareng Sundari Sukotjo dan Intan Sukotjo.

Pada rangkaian FGS hari kedua, usai Perang Tomat dilakukan kegiatan Penanaman 35.000 pohon Suren di lima desa sekitar Serang. Acara itu langsung dihadiri Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Hilman Nugroho, MP. Malamnya (22/9), FGS menghadirkan pentas Akustik Gunung bersama Pongky Barata.

“Pada hari ketiga Sabtu besok, dilaksanakan kirab hasil bumi dan pembagian air Tuk Sikopyah di Rest Area D’LAS (Lembah Asri Serang-red). Malamnya juga masih ada hiburan pentas Wayang Kulit,” jelas Kepala Dinkominfo Tri Gunawan Setyadi. (PI-4/PI-5)

 

Berita Terkait