Jangan Malu Miliki Anak Berkebutuhan Khusus

  • 20 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

SUKOHARJO – Anak berkebutuhan khusus bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa.  Dengan penanganan yang tepat, mereka tetap punya kesempatan berperan aktif di masyarakat.

Hal itu disampaikan Ketua DPR RI, Puan Maharani, saat meresmikan Sanggar Inklusi Tunas Wijaya Bendosari dan Sanggar Inklusi Permata Hati Polokarto, yang dipusatkan di Kecamatan Bendosari, Rabu (19/1/2022).

Puan mengatakan, kebutuhan khusus pada anak-anak, bukan berarti membuat mereka tidak memiliki kesempatan untuk berperan aktif di masyarakat. Kepedulian dan perhatian terhadap merekalah yang mungkin dibutuhkan, agar anak-anak itu bisa berkembang. Dalam hal ini, negara juga hadir memberikan pendampingan, termasuk pada anak-anak yang ada di sanggar inklusi.

“Selama ini keluarga yang memiliki ABK, khususnya dari keluarga menengah ke bawah, rata-rata tidak mau memunculkan atau mempunyai kemampuan membawa dan kemudian memberikan kesempatan pada ABK. Yang dibutuhkan ABK bukan hanya perhatian, tapi juga butuh sesuatu yang khusus lainnya,” ujarnya.

Dikatakan Puan, apa sudah dilakukan Kabupaten Sukoharjo merupakan suatu hal yang harus diapresiasi karena memberikan perhatian pada ABK. Sehingga mereka bisa menjadi masa depan bangsa dan negara.

Puan juga mengajak masyarakat untuk bergoyong royong dan memastikan ABK mendapat perhatian dan pendampingan. Dengan begitu mereka bisa aktif dan produktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menyampaikan, hadirnya anak dalam sebuah keluarga umumnya merupakan suatu kabar gembira bagi pasangan suami istri. Namun, akan berbeda jika anak yang lahir tersebut mempunyai kebutuhan khusus. Kehadiran ABK dalam suatu keluarga dapat mengubah banyak hal, mengingat pengasuhannya dirasakan jauh lebih berat dibandingkan dengan anak normal pada umumnya.

Ditambahkan, ABK membutuhkan perhatian khusus, baik layanan kesehatan, pendidikan, maupun teknik pengasuhan, karena sangat rentan dan membutuhkan bantuan dari beberapa pihak. Begitu pula dengan difabel yang memiliki hak sama dalam kehidupan masyarakat, meski memiliki cara yang berbeda dalam melakukan suatu aktivitas karena keterbatasannya.

“Kita harus memahami para penyandang disabilitas sebagai dukungan bagi mereka untuk berkembang dan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat  serta memberikan hak yang sama sebagai warga negara,” ungkap Etik.

Untuk itu, dengan adanya sanggar inklusi tersebut diharapkan mampu membawa para penyandang disabilitas dan ABK di Kabupaten Sukoharjo memiliki kemampuaan, keterampilan dan kesetaraan dengan anak-anak normal lainnya. Bupati juga berpesan pada orang tua yang memiliki ABK agar tidak berkecil hati dan malu.

Di Sukoharjo, Puan juga meresmikan rumah susun Pondok Pesantren Al Qur’an Azzayadiy di Desa Cemani, dilanjutkan pantauan vaksinasi corona untuk anak usia 6-11 tahun dan vaksinasi booster untuk lansia di Graha Graha Sejahtera Cemani, Kecamatan Grogol.

 

Tinjau Vaksinasi di Boyolali

Tak hanya di Sukoharjo, pada hari yang sama Ketua DPR RI Puan Maharani juga meninjau program vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Boyolali. Dia langsung menuju ke SD Negeri 1 Sawahan, Kecamatan Ngemplak, untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap 236 anak dari 259 sasaran di SD tersebut.

Dalam kegiatan tersebut, Puan memberikan buku tulis kepada para siswa yang telah melakukan vaksin sebagai wujud apresiasi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Darmanto menyampaikan, dalam kunjungannya, Puan memberikan motivasi kepada anak anak untuk disiplin terhadap protokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak, dan sebagainya. Dua hal yang ditekankan, yakni kesehatan dan keselamatan anak-anak dan pendidik, serta mutu pendidikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Puji Astuti mengungkapkan, pelaksanaan vaksinasi dosis pertama bagi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Boyolali kini sudah mencapai 101,9 persen dan vaksinasi dosis kedua mencapai 5,6 persen atau 5.066 sasaran.

“Vaksinasi anak di Kabupaten Boyolali sampai saat ini dari laporan yang kemarin masuk itu mencapai 101,9 persen atau sekitar 97.449 orang dari sasaran kita 95.713 orang,” katanya.

Ditambahkan, target yang melebihi 100 persen tersebut karena ada tambahan dari MI, pesantren, anak PAUD yang telah memasuki usia enam tahun. Dengan ketersediaan vaksin jenis Sinovac sejumlah 113 ribu dosis, diharapkan pelaksanaan vaksinasi dosis kedua bagi anak usia 6-11 dapat segera terselesaikan dalam satu bulan, seperti pelaksanaan vaksinasi dosis pertama.

 

Penulis : Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali, Fj

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait