Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Cegah Abrasi, “Mageri Segara” dengan Mangrove
- 13 Oct
- yandip prov jateng
- No Comments

BATANG – Sebanyak 60 ribu bibit mangrove ditanam di sepanjang pantai utara (pantura) Kabupaten Batang. Penanaman mangrove tersebut diharapkan bisa mencegah abrasi yang mengancam pesisir pantai.
Bupati Batang, Wihaji, menjelaskan, pesisir panturan Batang memiliki panjang 74 kilometer, mulai dari perbatasan dengan Kota Pekalongan hingga Kabupaten Kendal. Topografi tersebut menjadikan abrasi alias pengikisan daratan oleh arus air laut sebagai potensi ancaman yang harus diperhatikan. Bahkan, abrasi bisa menghilangkan kawasan pantai Sigandu, yang dianggap mirip Jimbaran Bali, dan membuatnya menyatu dengan laut.
“Kalau tidak hati-hati, pantainya bisa sampai ke jalan raya. Dulu saja, masih ada 300 meter pantai. Sekarang dekat jalan sudah laut,” tuturnya, pada acara penenaman mangrove di di pantai Sicepit, Batang, Selasa (12/10/2021).
Menurutnya, program penanaman mangrove merupakan langkah tepat untuk menangani potensi abrasi.
“Saya yakin tanaman mangrove bisa membantu warga sekitar,” jelasnya.
Kapolres Batang, AKBP Irwan Susanto, menjelaskan, program penanaman mangrove dilakukan hingga Desember 2021. Titik awal penanaman adalah kawasan Pantai Sicepit, sebagai lokasi yang dianggap paling rawan abrasi.
Tak hanya Batang, pada hari yang sama juga dilakukan penanaman 60 ribu batang bibit mangrove juga dilakukan di pesisir pantai Brebes, dimulai dari Pantai Randusanga Indah atau yang dikenal dengan Par In.
Bupati Brebes, Idza Priyanti, mengatakan penanaman mangrove merupakan upaya untuk mencegah dampak pasang air laut seperti abrasi dan banjir rob, yang selalu menggenangi wilayah pesisir, termasuk Desa Rangdusanga Kulon, Randusanga Wetan.
“Mari menanam mangrove, agar ekosistem dan biota laut terselamatkan,” ajak Idza
Idza menambahkan, mangrove juga dapat mempercantik eksotisme kawasan pesisir, sehingga menjadi daya tarik wisata, seperti yang sudah ada sebelumnya yaitu Hutan Mangrovesari.
Sementara itu, di Kebumen, sebanyak 50 ribu batang bibit mangrove ditanam di wilayah pesisir Kebumen. Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, penanaman pohon mangrove bertajuk Nandur Wit Nggo Anak Putu tersebut adalah sinergi yang baik, antara kepolisian dengan pemerintah.
“Alhamdulillah ini adalah sinergi yang baik, sekaligus bentuk komitmen kami dalam hal pelestarian lingkungan dengan penanaman 50 ribu pohon mangrove di wilayah pesisir Kebumen,” ujar Bupati Arif.
Menurut bupati, konservasi lingkungan, khususnya di bibir pantai Kebumen dibutuhkan untuk mencegah abrasi dan penahan terhadap tsunami. Mangrove dipilih karena relatif lebih murah dan membantu kelestarian lingkungan. Tak hanya itu, mangrove juga bisa menjadi daya tarik sendiri bagi para wisata untuk datang ke Kebumen.
Sementara itu, Kapolres Kebumen, AKBP Piter Yanottama menambahkan, program Mageri Segoro dari Polda Jateng merupakan progam berkelanjutan yang dilakukan untuk mendukung kelestarian lingkungan.
“Harapannya dengan adanya program ini bisa memicu semangat bagi semua pihak untuk bisa tetap peduli terhadap persoalan lingkungan. Bagaimana pun, kita wajib melestarikan alam dan lingkungan untuk keberlanjutan generasi anak-anak kita mendatang,” tutur Kapolres Piter.
Penulis: Heri, MC Batang, Yasser/Wasdiun, Kontributor Brebes, dan Tim Diskominfo Kebumen
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng