Kemenkes Apresiasi Upaya Gotong Royong RS di Temanggung Atasi Krisis Oksigen

  • 13 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

TEMANGGUNG – Upaya gotong royong yang dilakukan pihak rumah sakit di Kabupaten Temanggung, khususnya dalam memenuhi kebutuhan oksigen, mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan. Hal itu terungkap saat Sekda Temanggung Hary Agung Prabowo mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo, tentang penanganan Covid-19 secara virtual, dari Pendapa Pengayoman, Senin (12/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Farichah Hanum, mengatakan, langkah cepat yang dilakukan Pemkab Temanggung saat terjadi krisis oksigen sudah sangat tepat. Dia berharap agar rumah sakit di wilayah lain di Indonesia bisa mencontoh Temanggung.

“Adanya saling bantu atau saling suplai oksigen antar rumah sakit di Kabupaten Temanggung, dalam rangka mengatasi kekurangan oksigen bagi pasien itu bagus. Kegotongroyongan itu, bisa dicontoh rumah sakit lain di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.

Dalam arahannya, Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan akan mengoptimalkan Jateng Oksigen Stock System (JOSS), untuk memantau ketersediaan oksigen rumah sakit di wilayah provinsi ini. Gubernur juga memperkuat Satgas Oksigen agar pelaksanaannya cepat dan tepat, termasuk meminta bupati/ wali kota berperan aktif di dalamnya.

“JOSS akan kita optimalkan dan kita mau bagikan ada personelnya. Sehingga nanti tidak semua lapor sendiri-sendiri. Setiap rumah sakit harus memiliki PIC khusus oksigen, yang wajib serta disiplin mengisi, melaporkan ketersediaan oksigen melalui aplikasi JOSS. Sehingga bisa terdeteksi data oksigennya,” ujar Ganjar.

Sebelumnya, Bupati Temanggung HM Al Khadziq memberikan arahan kepada jajarannya agar stok oksigen bisa diatasi demi keberlangsungan hajat hidup pasien yang saat ini membutuhkan. Ia menginginkan semua berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Bupati menekankan, mengenai manajemen penggunaan oksigen, stok, dan pengorderan, diharap bisa lebih dirapikan. Dalam menangani pandemi ini harus ada sinergitas antara jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, dengan sejumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Temanggung.

Mobilitas Turun 25 Persen

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Temanggung Supriyanto, saat dijumpai Senin (12/7/2021), mengatakan, pihaknya terus berupaya menekan mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat. Sebab, saat ini mobilitas masyarakat masih menurun sekitar 25 persen. Berbagai upaya dilakukan, termasuk bekerja sama dengan kabupaten/ kota sekitar.

“Sebagai evaluasi, kami selalu memantau efektivitas penyekatan dengan berkoordinasi pihak kepolisian. Dishub selalu berusaha melihat di suatu simpang yang satu lengannya ditutup, apakah akan berdampak pada penumpukan diruas lain. Pada PPKM Darurat ini baru bisa mengurangi mobilitas warga sebanyak 25 persen,” katanya.

Supriyanto mengatakan, pemerintah akan tetap memperkuat penerapan PPKM Darurat sampai dengan 20 Juli 2021 ini. Bahkan, pihaknya bekerja sama dengan jajaran TNI, Polri dan elemen masyarakat lainnya, agar warga lebih mematuhi ketentuan yang berlaku.

“Kita mengajak kepada masyarakat untuk taat betul atas prosedur kesehatan. Karena tanpa adanya kesadaran disiplin yang tinggi, maka PPKM itu akan sangat sulit berhasil dengan baik. Kesadaran untuk tidak berkumpul, kesadaran untuk tidak melakukan mobilitas, kesadaran untuk 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), maka itu menjadi kunci PPKM Darurat ini berjalan dengan baik,” tegasnya.

Dalam PPKM Darurat, Dishub dan Satlantas Polres Temanggung telah melakukan penyekatan ditiga titik yang masuk ke Kota Temanggung dan pusat-pusat keramaian, seperti di perempatan Alun-Alun, di Terminal Madureso dan Jalan MT Haryono (Pandean). Selain itu, juga dilakukan upaya pemadaman lampu jalan pada malam hari, untuk mengurangi mobilitas masyarakat.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi juga mengapresiasi cara Pemkab Temanggung menekan laju penyebaran Covid-19 di masa PPKM Darurat, dengan mematikan lampu-lampu kota di malam hari. Terutama di kawasan yang menjadi potensi kerumunan massa.

“Temanggung itu bagus dengan mematikan PJU di malam hari untuk menekan kerumunan. Saya rasa hal ini dapat ditiru wilayah lain (kabupaten/ kota lain) di Jawa Tengah,” katanya.

Penulis : MC.TMG/ar, fr;ekp
Editor : Ul, Dskominfo Jateng

Berita Terkait