Wagub Lampung Akui Sistem Pendidikan SMKN Jateng Pas dengan Kebutuhan

  • 19 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Keberadaan SMK Negeri Jawa Tengah yang diperuntukkan siswa dari kalangan tidak mampu, menarik perhatian Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim. Bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dan jajarannya, dia pun melakukan kunjungan kerja ke SMKN Jateng di Semarang, Jumat (19/7/2019), dan diterima Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Setibanya di sekolah tersebut, rombongan disambut oleh dua siswa SMKN Jateng, yakni Mita dan Candra. Secara bergantian, mereka menyambut dan mengenalkan sekilas mengenai SMKN Jateng. Mita menggunakan Bahasa Inggris, sementara Candra menjelaskan dengan Bahasa Indonesia. Tak terlihat keraguan mereka dalam berbicara. Mereka tegas menyampaikan poin demi poin, tanpa kesan hafalan.

Terkesima dengan penampilan keduanya, Gubernur Ganjar pun mengorek latar belakang keluarga mereka. Mita yang berasal dari Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, ternyata anak yatim, yang ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sementara Candra, siswa asal Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap, ayahnya petani dan ibunya tidak bekerja alias ibu rumah tangga.

Keduanya mengaku mendaftar di SMKN Jateng dengan pertimbangan utama gratis, mengingat keterbatasan ekonomi keluarga mereka. Di samping itu, keduanya tertarik dengan pengajarannya yang berbasis pendidikan karakter.

Gubernur Ganjar Pranowo mengakui, pendidikan merupakan satu-satunya investasi yang mendorong masyarakat untuk hidup lebih baik. Untuk itu, pihaknya berupaya membantu pengentasan masyarakat tidak mampu dengan memutus mata rantai kemiskinan melalui SMKN Jateng. Siswa tidak mampu bisa mengenyam di sekolah itu tanpa dipungut biaya. Bahkan, mereka mendapat fasilitas lebih, seperti asrama, makan minum, seragam, dan sebagainya.

Tak hanya itu, kerja sama dengan industri terus diperbanyak. Sehingga, semakin banyak siswa yang tersalurkan di perusahaan. Namun, pihaknya terus menempa siswa dengan pendidikan karakter, agar SDM yang dihasilkan tidak sekadar siap kerja, tapi juga berkarakter.

“Kami ingin mengubah nasib mereka, tapi sebenarnya dia sendiri yang harus berubah. Saya ingin nantinya menteri itu dari anak petani dari ibu yang pembantu atau istilah sekarang asisten,” katanya.

Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim pun tertarik melihat kemampuan siswa dan penjelasan Gubernur Ganjar. Diakui, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk membantu siswa dari keluarga miskin. Mulai dari pemberian Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) meski belum di seluruh kabupaten/ kota, maupun pemberian beasiswa. Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki, dia ingin mempelajari metoda yang ada di SMKN Jateng, mulai dari pengelolaan anggaran, sistem, pembelajaran, dan sebagainya.

“Kita memang ingin belajar dari Jateng mengenai pendidikan yang berkualitas, namun bisa membantu dengan gratis, terutama keluarga tidak mampu. Kita pelajari biayanya, kurikulumnya di dalamnya apa saja sampai kualitas, quality control, dan sebagainya. Ini sangat diperlukan,” ungkap Nunik, sapaan akrab Chusnunia.

Menurutnya, sistem pendidikan yang terkoneksi dengan pasar kerja menjadi keunggulan SMKN Jateng. Bahkan jurusan yang tersedia juga menyesuaikan kebutuhan atau pasar kerja, dengan pendidik yang mumpuni. Dia pun optimistis bisa meniru apa yang dilakukan di Jawa Tengah.

“Pilot project memungkinkan untuk diaplikasi. Tidak membangun semua dari nol, jadi bisa juga yang sudah ada eksis kita tata, kita manajemen ulang dan seterusnya dengan pola yang lebih baik untuk penyelenggaraan yang seperti ini,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait