Vaksinasi Dosis Kedua, Jateng Tertinggi se-Indonesia

  • 15 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Jawa Tengah tertinggi se-Indonesia. Tingginya vaksinasi penyuntikan kedua tak lepas dari peran aktif kabupaten dan kota se-Jateng.
“Penyuntikan kedua itu, karena jadwal saja yang tidak bisa dipercepat. Kita sudah luar biasa, penyuntikan kedua 69 persen itu tertinggi di Indonesia. Rata-rata di Indonesia hanya 29 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo usai Rapat Penanganan Covid-19 di kompleks kantor Gubenur Jateng, Kota Semarang, Senin (15/2/2020).
Menurut Yuli, masih adanya penyuntikan vaksinasi yang belum dilakukan, karena menunggu jadwal. Dia menuturkan, pada tahap kedua vaksinasi ini ada lima kabupaten dan kota yang termasuk tinggi.
“Yang tertinggi (penyuntikan kedua) Kabupaten Wonosobo 87,5 persen, Kota Pekalongan, Kabupaten Boyolali, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. Sedangkan yang masih rendah di Sukoharjo 41,6 persen,” beber Yuli.
Dia mengatakan, tingginya vaksinasi telah memberikan dampak positif. Yuli mencontohkan, pada tenaga kesehatan (nakes), di mana setelah vaksinasi terjadi penurunan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada nakes.
“Sebelumnya itu rata-rata tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid, rata-rata 250-300 orang nakes per mingu di Jawa Tengah. Tapi setelah vaksinasi, itu menurun, bahkan minggu terakhir ini, seminggu itu hanya 27 orang,” sambungnya.
Yuli menuturkan masih adanya nakes yang belum mendapatkan vaksin itu karena memiliki faktor komorbid. Namun karena sekarang ada kebijakan baru, diharapkan akan semakin banyak nakes yang menjalani vaksin.
“Nakes yang  belum divaksin sekitar 15 persen tetapi kebanyakan itu karena mempunyai kriteria eklusi seperti usia lansia, punya komorbid, baik hipertensi, diabetes, maupun yang lain. Ini yang selama ini sekitar kurang dari 15 persen,” imbuhnya
Diketahui, aturan baru pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas Covid-19, dan ibu menyusui, dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan. Sementara, bagi komorbid dengan hipertensi dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan sebelum meja skrining. Bagi penderita diabetes tetap dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut. Sedangkan bagi penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin.
“Dua minggu terakhir itu tidak ada satupun tenaga kesehatan yang meninggal. Biasanya selalu ada setiap minggu. Itu tidak ada. Moga-moga itu tren bagus,” harap Yuli. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait