Vaksinasi di Ponpes Al I’anah Blora Lancar, Tak Temui Kendala Data

  • 07 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

 BLORA – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengingatkan masyarakat agar tidak bergerombol saat antre vaksinasi di Pondok Pesantren Al I’anah, Cepu, Blora, Senin (6/9).

Begitu turun dari mobil dinas, Gus Yasin, sapaan akrabnya, langsung mendatangi masyarakat. Dia meminta agar masyarakat yang antre tidak bergerombol.

“Ayo bapak ibu, jangan bergerombol. Ayo maskernya dipakai. Kita kan mau sehat, harusnya patuhi protokol kesehatan,” kata Gus Yasin, sembari membantu petugas vaksinasi mengatur masyarakat.

Gus Yasin menegaskan, bukan hanya di pondok pesantren saja melainkan di seluruh pusat vaksinasi wajib menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatur masyarakat supaya mematuhi protokol kesehatan.

“Kita bisa beri rambu yang jelas agar masyarakat paham. Kita beri tanda, garis-garis biar yang antri vaksin tetap ada di jalur dan tidak berkerumun,” tandasnya.

Terkait vaksinasi, Gus Yasin menilai proses vaksinasi di Ponpes Al I’anah, Blora berjalan lancar. Berdasar hasil tinjauannya, tidak ada kendala soal data masyarakat yang hendak divaksin.

Meski demikian, Gus Yasin meminta kepada petugas agar tetap melayani masyarakat. Apabila nanti ada data yang belum masuk secara daring, maka bisa dilakukan secara manual dulu.

“Saya dapat laporan, vaksinasi di sini (Ponpes Al I’anah) sebanyak 500 dosis, 300 dosis untuk masyarakat, dan 200 untuk santri. Intinya kita layani masyarakat. Kalau datanya belum masuk secara daring, ya kita manual dulu. Yang penting semua tercatat dan terdata,” tambahnya.

Dalam kunjungannya, Wakil Gubernur juga meminta jaringan Santri Gayeng membantu pemerintah dalam menekan angka stunting.

Menurutnya, jumlah stunting di Jawa Tengah harus ditekan untuk menumbuhkan generasi penerus yang berkualitas.

Dia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Blora, atas berbagai inovasi dalam upaya menekan stunting, hingga angka stunting tersisa 14 persen. Jumlah itu jauh di bawah angka stunting nasional (27 persen) dan standar WHO (20 persen). Namun stunting tetap harus menjadi fokus bersama untuk dipecahkan.

“Sehingga pemerintah perlu dukungan masyarakat untuk menekan angka stunting tersebut. Salah satunya, Santri Gayeng bisa terjun ke lapangan dan membantu pemerintah,” kata Gus Yasin.

Gus Yasin menambahkan, Santri Gayeng dapat berkontribusi memberikan informasi kepada masyarakat terkait stunting. Selain itu, bisa juga memantau kondisi ibu hamil di wilayah masing-masing.

“Bukan hanya di Blora, di seluruh daerah, ayo Santri Gayeng ikut bantu pemerintah. Kita ada program ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’. Dan bukan Santri Gayeng saja, tapi juga seluruh masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman, menyebut vaksinasi di Kabupaten Blora telah mencapai 20 persen. Dia meminta agar bisa mendapat tambahan vaksin untuk mempercepat vaksinasi.

“Di Blora ini, kami sudah sampai 20 persen (vaksinasi). Kami minta agar bisa ditambah dosis vaksinnya supaya di Blora bisa lebih cepat untuk mencapai herd immunity,” kata Arief.

Terkait stunting, bupati mengatakan, pada 2020 lalu, Kabupaten Blora meraih penghargaan terbaik 1 pencegahan stunting terintegrasi. Pihaknya akan terus menggenjot penekanan angka stunting sebagai salah satu program prioritas.

Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan arahan Wakil Gubernur yang ingin adanya penekanan signifikan angka stunting, khususnya di Kabupaten Blora. Selain itu, Arief juga menyepakati arahan Wagub untuk melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk Santri Gayeng dalam menekan angka stunting.

“Kita dari sisi inovasi sudah nomor satu. Tadi arahan Pak Wagub, agar bisa kita tekan lagi. Tentunya pemerintah tidak bisa sendirian. Maka elemen masyarakat lain, termasuk Santri Gayeng juga akan kami libatkan,” imbuhnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait