Usai Warga Berhentikan Ganjar, Kerusakan Jalan Kamboja yang Viral pun Cepat Tertangani

  • 17 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

CILACAP – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pernah mendatangi lokasi jalan yang rusak di Kesugihan yang sempat viral. Ya, Jalan Kamboja, nama lokasinya, berada di Dusun/Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.
Ganjar merespons aduan masyarakat terkait kerusakan Jalan Kamboja yang disampaikan melalui kanal LaporGub. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu segera meninjau langsung ke lokasi.  Saat peninjauan itu, baru diketahui kalau ternyata jalan tersebut bukan jalan nasional maupun provinsi, melainkan jalan desa. Ganjar segera bertindak cepat meminta pihak terkait segera menangani, agar masyarakat bisa kembali melewati jalan dengan nyaman.
Hasilnya, kini jalan alternatif penghubung Desa Kalisabuk-Kuripan, telah diperbaiki. Pantauan di lokasi, permukaan jalan yang dulunya rusak parah selama bertahun-tahun, sekarang telah selesai diperbaiki. Jalan sepanjang 625 meter itu berkondisi mulus, dengan lapisan aspal sekitar 325 meter, dan sisanya jalan beton.
Masyarakat pun menyambut riang dengan kondisi jalan kampung di desanya, Jumat (16/6/2023). Mulai dari warga yang biasa memanfaatkan jalan untuk mobilitas harian, sampai mereka yang memanfaatkannya untuk melancarkan aktivitas melakoni pekerjaannya.
Satu di antaranya, Maya Sri Pujianti, warga Jalan Kamboja. Perempuan 38 tahun ini mengatakan, saat gubernur datang ke desanya, ia menemui gubernur dan menyampaikan kondisi jalan rusaknya.
“Aku berhentikan Pak Ganjar biar turun. Pak, turun. Jalannya rusak banget. Ini jalan sudah lama rusak belum diperbaiki,” pinta Maya kepada gubernur agar turun dari mobil,  saat itu.
Ibu rumah tangga ini berharap kepada gubernur untuk ikut serta menangani kerusakan jalan yang telah bertahun-tahun tersebut. Seingatnya, Ganjar langsung meminta kepala desa (kades) setempat untuk segera menangani kerusakan jalan.
“Kepada Bapak Ganjar, saya ucapkan terima kasih. Terutama kepada Bupati dan Pak Ganjar. Dalam satu hari, langsung ditindaklanjuti. Berarti saya ngoceh nang nggili, ana manfaate (saya berkeluh kesah di jalan, ada manfaatnya),” ungkapnya.
Maya mengenang kondisi jalan desa yang rusak. Seperti jalan yang berlubang, sehingga saat hujan akan berakibat becek. Kondisi demikian berdampak pada pengguna jalan yang kerap terpeleset, jatuh. Bahkan tidak sedikit, sayuran milik warga yang jadi bakul tercecer di jalan.
“Saya sendiri sering naik sepeda motor hampir jatuh. Tapi mungkin karena saya tinggi (tinggi badan), kakinya bisa nyagaklah (menumpu),” ucapnya.
Pekerja bengkel di Jalan Kamboja, Wartoyo, mengaku kondisi jalan yang rusak, sempat membuat bengkel tempatnya kerja tak begitu ramai. Sehari rata-rata ada sekitar tujuh unit sepeda motor yang diperbaiki, lantaran rusaknya jalan membuat pelanggan malas melewati Jalan Kamboja.
“Sekarang sejak jalannya bagus, ada 19 motor diperbaiki. Ya, 15 (unit sepeda motor) ke atas. Orang luar desa banyak yang ke sini. Orang sini banyak (ke bengkelnya), luar dusun juga banyak. Mungkin (bengkel ) sudah terkenal,” ucap Wartoyo.
Penjual jajanan gembus keliling asal Dusun Kalisabuk, Sodikun, bahkan harus memutar melewati jalan yang lebih mulus, ketimbang melintasi Jalan Kamboja yang rusak. Meski agak jauh, tapi harus dilaluinya.
“Begitu Pak Ganjar datang ke sini, beberapa hari kemudian jalan dicor. Kini, jalan sudah bagus, lewat sini lebih bagus, tidak mutar-mutar. UMKM gembus sini banyak. Orang mau lewat sini kan senang,” ucapnya bersyukur.
Seorang pemilik toko baju di bilangan Jalan Kamboja, Casiman, berharap dengan jalan kampunya yang sudah mulus, akan membuat tokonya makin laris. Sebab, jalan mulus akan berdampak pada ramainya pengguna jalan yang melintas.
“Maunya ya jadi tambah konsumen, pembeli. Karena jalan sudah lebih baik daripada yang dulu. Yang dulu, kadang ada yang beli, kadang ada yang tidak. Mungkin juga karena jalan rusak (pembeli malas lewat). Sekarang jalan sudah bagus, mudah-mudahan pelanggan tambah,” kata Casiman.
Kepala Dusun Kalisabuk Fathul Mujibri mengaku, warga sebenarnya sudah mengeluh akibat jalannya rusak. Bahkan mereka sempat protes. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa agar secepatnya ditangani. Meski sebenarnya, pemdes sudah memberikan penanganan darurat meski tak maksimal.
“Sejak ada kunjungan gubernur, langsung bisa ditangani. Yang awalnya diperbaiki bulan Juni. Alhamdulillah, Mei akhir sudah bisa terealisasi dengan kondisi jalan yang sangat baik,” jelasnya.
Kepala Desa Kalisabuk Ripan menjelaskan, pihak desa segera menindaklanjuti keluhan warga dan arahan gubernur ketika melintasi Jalan Kamboja. Pihaknya semula memang belum melakukan penanganan jalan rusak akibat pandemi Covid-19.
“Upaya kami sudah melakukan penutupan dengan crop (tambal). Sekitar ada lima dump truk. Karena belum terbangun, sehingga kondisi jalan tetap rusak dan sulit dilalui masyarakat. Khususnya pedagang, petani dan sebagainya,” kata Ripan.
Kerusakan jalan itu sampai viral dan sampai terdengar gubernur. Ganjar pun menyempatkan meninjau lokasi dan memintanya segera menangani. Pemdes pun mengerahkan anggaran dana desa bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk bersama menangani jalan rusak. Seperti dari PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk Pabrik Cilacap, Pabrik Semen Bima, dan Paguyuban Penambang Slamet Selatan.
 “Alhamdulilah jalan telah terselesaikan. Kalau sumber anggaran yang kita lakukan, jumlah nilai dari PT SBI Rp100 juta, dari pemerintah desa Rp100 juta, yang lainnya (swadaya warga). Total menelan Rp250 juta. Ada sumber daya masyarakat juga dalam bentuk tenaga dan lainnya,” kata Ripan. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait