Usai Fashion Show, Batik Kudus Ini Jadi Rebutan

  • 09 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

PALEMBANG – Peragaan busana yang menampilkan karya desainer dan pelaku UKM saat Pembukaan UKM Dekranasda Jateng Expo 2019 di Atrium Palembang Indah Mal berbuah manis. Usai peragawati berlenggak-lenggok, baju yang dikenakan langsung habis dibeli pengunjung.
Salah satunya karya owner Muria Batik Kudus Yuli Astuti. Sebanyak 10 stel busana batik berbahan alam yang dipakai para peragawati dari Palembang itu langsung laku terjual. Bahkan ada yang sudah berebut memesan sebelum peragawati itu berlenggak-lenggok.
Senang sekali, antusiasme warga Palembang tinggi. Semua baju yang diperagakan ludes dibeli semua, termasuk lima gaun tambahan yang tidak dipakai peragawati,” ungkapnya, Sabtu (9/11/2019).
Diakui, pakaian yang dipamerkan adalah busana modiste dengan sentuhan etnik dan edgy. Warnanya yang kalem karena terbuat dari bahan alami, menjadikan busana tersebut justru terlihat elegan. Satu stel baju dihargai Rp1,5 juta. Tak hanya itu, belasan baju senada juga dipesan warga Palembang.
Seolah siap dengan reaksi pengunjung, Yuli sudah membekali dengan roll meter. Alat itu dikalungkan di leher untuk mengukur tubuh pelanggannya yang hendak memesan baju. Dia tak segan memberikan masukan model apa yang cocok untuk pelanggannya sesuai bentuk tubuh mereka.
Tak hanya pelanggan langsung, Yuli juga menemukan partner bisnis di Palembang. Ada pihak yang menawarkan untuk memadukan batik produksinya dengan corak batik Palembang.
“Terima kasih kepada Pemprov Jateng yang telah memfasilitasi UKM untuk tampil di Palembang ini. Ini upaya agar produk UKM Jateng bisa naik kelas,” terang Yuli.
Selain fasilitasi pameran, katanya, Pemprov Jateng juga membantunya untuk pengurusan hak paten motif batik ciptaannya. Tercatat, dari 100-an motif, sudah ada 30-an motif yang sudah memiliki hak paten. Kemajuan usaha juga berdampak pada penambahan tenaga kerja. Yuli juga merangkul para difabel untuk membantu usahanya.
Tak hanya batik Kudus yang mendapat perhatian warga Palembang, kerajinan kulitĀ  reptil NJ Leather dari Rembang pun diminati pembeli. Owner NJ Leather Ula menyampaikan, pada hari pertama, semua tas kulit ular phytonnya yang dibanderol Rp1juta per tasnya, laris dibawa pulang warga Palembang. Belum lagi produk limbah kulit lain yang dijual antara Rp40 ribu sampai Rp2 juta.
“Produk kami dari kulit ular pyton dan biawak selain unik juga tahan lama. Belum ada pembeli yang mengeluhkan jika produknya rusak. Bahkan, produk kami sudah terbang ke Malaysia dan Hongkong,” katanya.
Meski dibuat dari kulit ular dan biawak, namun Ula mendapatkan kulit dari limbah, setelah dagingnya diekspor ke Hongkong. Untuk mengurangi limbah kulit, dia mencoba berkreasi mengubah kulit reptil tersebut menjadi produk cantik yang berguna untuk keseharian. (Ic/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait