Upacara Hari Jadi Provinsi Jateng, Ganjar Beberkan Pelurusan Sejarah Provinsi

  • 19 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

BREBES – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan pelurusan sejarah provinsi setempat. Setelah sebelumnya, tahun lalu Jawa Tengah memperingati hari jadi ke-72, dari semula 15 Agustus, mundur 19 Agustus.

Menurut Ganjar, para pendahulu sudah mewanti-wanti, jika tidak ingin hilang dari sejarah, maka jangan pernah melupakan sejarah. Maka, ketika dia diberi amanah di Jawa Tengah, pihaknya mencoba menelusuri sejarahnya.

“Akhirnya ketemulah, bahwa sejarah Jawa Tengah dimulai dari kepemimpinan Raden Panji Suroso Condronegoro. Beliau adalah gubernur pertama kita, yang dilantik pada 19 Agustus 1945,” kata Ganjar, dalam pembacaan amanatnya.

Maka, pihaknya mengusulkan pengubahan Hari Lahir Jawa Tengah dari yang selama ini 15 Agustus 1950 menjadi 19 Agustus 1945. DPR RI menyetujui lewat Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun 2023. Maka jadilah saat ini, Provinsi Jawa Tengah memperingati Hari Ulang Tahunnya ke-78.

Dengan pengungkapan sejarah itu, ujar Ganjar, semoga bisa menambah kebanggaan sebagai wong Jawa Tengah. Dan dia pun bangga telah menjadi bagian dari Jawa Tengah. Menurutnya, menjadi sebuah kehormatan baginya telah turut terlibat dalam perkembangannya, menyaksikan segala pertumbuhannya, serta semangat gigih masyarakat.

“Penghormatan kepada panjenengan itu harus saya sampaikan. Karena pada masa-masa awal menjabat dulu, banyak sekali yang menilai saya dan panjenengan semua, tidak akan pernah membuat Jawa Tengah maju dan berkembang. Tapi kita tidak ciut. Kita tidak gentar,” lanjutnya.

Penilaian buruk itu justru memicu adrenalin semua bekerja superkeras. Pihaknya menggarap semua sektor. Dibangun infrastruktur, kembangkan UMKM, berantas korupsi dan pungli, di pelayanan publik.

Ganjar menuturkan, penurunan kemiskinan dan membangun sumber daya manusia yang lebih berkualitas pun dilakukan. Niatnya yaitu, menaikkan harkat dan martabat Jawa Tengah. Akhirnya, berkat kerja keras semua, saat ini Jawa Tengah banyak dijadikan role model pembangunan nasional di berbagai sektor.

Saat ini banyak juga yang bisa melihat, banyak orang yang kagum pada perkembangan serta kerukunan yang ada di Jawa Tengah. Kebersamaan dan kerukunan yang dirawat, juga terbukti ampuh dalam melawati ujian pandemi.

Masa dua tahun itu bahkan meruntuhkan sebagian tatanan yang sudah dikerjakan sejak 2013. Termasuk, juga, kemiskinan yang pada 2019 hampir menyentuh angka satu digit, kembali bergerak naik. Pertumbuhan ekonomi yang dulu diproyeksikan mencapai 7 persen, harus drop hingga minus 2,65 tapi kini sudah bisa bangkit.

Angka kemiskinan Jateng hampir sama dengan sebelum pandemi.Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kini bahkan melampaui nasional sebesar 5,23 persen. Pihaknya patut bersyukur karena upaya yang dilakukan, reformasi birokrasi Jawa Tengah dinilai memiliki pencapaian terbaik.

Ganjar yakin ujung dari reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan yang mudah dan cepat bagi masyarakat. Semua itu bisa diwujudkan hanya jika mau membuka mata dan telinga lebar-lebar.

“Saya percaya, kesadaran ini telah bersemayam dalam ruang pengabdian di hati bapak-ibusemuanya. Maka, tak ada sedikitpun keraguan di hati saya. Bahwa seluruh kerja baik ini tidak akan luntur, bahkan saya yakin semakin baik selepas saya turun pada 5 September nanti sebagai gubernur,” ucapnya.

Karena yang dibangun bukan sekadar ketaatan, apalagi ketakutan pada pimpinan. Melainkan sebuah pengabdian yang terejawantah menjadi sistem dan budaya yang kuat. Meski harus disadari, di antara berbagai keberhasilan, ada hal-hal yang belum optimal.

“Kita harus berani mengakuinya sebagai bentuk tanggung jawab dan evaluasi. Bapak ibu, saudaraku sekalian; itulah hasil kerja panjenengan semua. Itulah hasil dari jerih payah semua warga Jawa Tengah, baik di pelosok desa maupun sudut-sudut kota,” tambahnya.

Pihaknya mengucapkan terima kasih untuk seluruh warga, para ketua RTdan RW, lurah dan kepala desa, para camat, para anggota dewan, bupati dan wali kota, TNI, Polri, Kejaksaan dan seluruh Forkominda. Juga tak lupa pada pelajar dan mahasiswa, teman-teman media, para tokoh dan aktivis, serta organisasi kemasyarakatan seluruhnya.

Ganjar dalam kesempatan itu memberi applaus sekitar satu menit yang paling meriah untuk semua yang hadir. Karena telah bekerja tak kenal lelah. Termssuk untuk masyarakat, dan untuk Jawa Tengah.

“Selaku pribadi, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak, ibu dan saudara semua. Terimalah penghormatan saya yang setinggi-tingginya atas pengabdian, ketulusan, dan kerja keras panjenengan. Saya bangga dan terhormat bekerja bersama panjenengan semua. Mohon maaf jika selama ini ada khilaf,” ujar Ganjar.

Dalam kesempatan itu, diberikan penghargaan kepada ASN berupa penganugerahan penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI, atas dedikasinya menerapkan ideologi Pancasila dan UUD 1945, pemberian bantuan RTLH, dan penghargaan lainnya.

Ganjar mengatakan, hari ini ulang tahun Jateng. Dan kali pertama diadakan di Brebes. Ada capaian yang telah diraih dan ada juga yang masih terus dilakukan, termasuk dalam hal penanganan kemiskinan.

Alhamdulillah data BPS, penurunannya (angka kemiskinan) penurunannya cukup drastis. Terima kasih banyak pihak yang membantu,” bebernya.

Pihaknya meminta berbagai pihak untuk menjaga integritas dan tidak ada aksi pungli dalam pelayanan publik di Jateng. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait