Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

SEMARANG – Angka kematian pasien Covid-19 di Jawa Tengah mayoritas memiliki riwayat penyakit kronis. Untuk itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta memprioritaskan pengetesan untuk kelompok rentan.

Hal itu disampaikan Ganjar saat Rapat Koordinasi Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Jawa Tengah, yang dilaksanakan di Gedung A lantai 2 Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (6/7/2020). Dalam rapat tersebut juga disampaikan situasi terkini pandemi Covid-19 dan menentukan langkah penanganannya.

“Angka kematian di Jawa Tengah cukup tinggi, dan mayoritas akibat penyakit bawaan. Ternyata diabetes dan darah tinggi itu yang paling tinggi, yang lain ada jantung dan ginjal. Kita minta untuk data seluruh Jawa Tengah diprioritaskan mereka menjadi kelompok rentan, untuk dilakukan tes lebih dulu,” ujar Ganjar.

Selain memprioritaskan tes, ia juga meminta kelompok rentan tersebut dipisahkan dari komunitas. Sebab, dari grafik, angka kematian cukup tinggi diakibatkan oleh penyakit bawaan tersebut. Kelompok rentan itu, kata Ganjar, juga berlaku bagi aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ia meminta ASN yang memiliki riwayat penyakit kronis untuk dites lebih dulu dan dipersilakan bekerja dari rumah.

“Kelompok rentan menjadi sasaran tes massif kita. Kalau ASN ada yang masuk kelompok rentan juga bisa dites dan bekerja dari rumah saja,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo memaparkan, per 5 Juli 2020 jumlah kasus konfirmasi Covid-19 di Jawa Tengah mencapai total 4.623 orang, dengan rincian 1.951 orang dirawat, 2.282 orang sembuh, dan 390 orang meninggal dunia.

“Mayoritas pasien yang meninggal mereka memiliki penyakit bawaan. Paling tinggi karena hipertensi 39,6 persen, dan diabetes 36,0 persen. Sedangkan yang lain ada ginjal, jantung, asma, dan lainnya,” tutur Yulianto.

Dijelaskan, untuk target PCR dan kebutuhan reagen di Jawa Tengah sebanyak 120.718 orang, dengan realisasi PCR 69.837 orang. Sedangkan sisa stok ada 14.416 unit PCR, dan kebutuhan akhir PCR sekitar 49.972 unit.

“Memang seharusnya kelompok rentan ini menjadi prioritas pencegahan. Kami minta kerja sama kabupaten/ kota untuk memikirkan hal ini,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)