Targetkan 2021 Jateng 100 % ODF

  • 03 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Wonosobo – Gerakan tidak buang air besar sembarangan atau disebut Open Defecation Free (ODF) di Jawa Tengah terus digenjot. Ditargetkan, pada 2021 seluruh wilayah di Jateng sudah 100 persen ODF.

Hal itu disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menghadiri acara peresmian bantuan jambanisasi di Kabupaten Wonosobo, Minggu (3/3/2019). Menurut Ganjar, percepatan tersebut penting karena ODF menjadi salah satu faktor pengurangan angka kemiskinan.

“Gerakan 100 persen ODF ini memang kami kebut sebagai langkah menekan angka kemiskinan dari subsektor yang terkecil yakni persoalan sanitasi. Kalau masyarakat tidak buang air besar sembarangan, maka mereka akan menjadi sehat dan tentunya lebih sejahtera,” kata gubernur.

Ganjar menerangkan, sudah banyak penelitian yang menerangkan perilaku buang air besar sembarangan mengakibatkan masyarakat rentan sakit. Banyak penyakit berbahaya disebabkan kuman yang bersumber dari buruknya kondisi sanitasi.

“Ada tiphus, kolera, disentri, diare dan banyak penyakit lainnya. Bahkan ada penelitian bahwa penyebab orang di Indonesia masuk rumah sakit yang terbesar adalah dari virus akibat (buruknya) sanitasi ini. Kalau dikapitalisasi, kerugian negara akibat penyakit dari sanitasi buruk ini bisa mencapai triliunan rupiah,” terang mantan anggota DPR RI ini.

Diakui, di Jateng masih ada beberapa kabupaten dan kota yang belum 100 persen ODF. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong dan menggandeng berbagai instansi terkait, baik BUMN maupun swasta untuk gotong-royong menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Sekarang adalah momentum yang baik, kita semua gotong-royong untuk menyelesaikan persoalan ini. Kalau dulu target 2019 bisa 100 persen ODF namun belum tercapai, maka saya optimistis di tahun 2021 bisa tercapai,” tambahnya.

Tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur sanitasi sehat, terang gubernur, proses sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga tidak kalah penting. Menurutnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang pola pikirnya belum menyadari akan pentingnya sanitasi sehat.

“Ada lho masyarakat yang sebenarnya mampu membuat jamban, tapi lebih senang buang air besar di sungai. Ini kan soal perilaku dan pola pikir. Jadi nanti sosialisasi akan kami gencarkan dengan menggandeng masyarakat, bisa PKK, Pramuka, LSM dan sebagainya,” tukas Ganjar.

Sementara itu, Ketua Yayasan Wahana Bakti Sejahtera, Budi Laksono menerangkan, meskipun Indonesia sudah merdeka sejak lama, namun sampai saat ini persoalan sanitasi bersih masih terabaikan. Tercatat, sebanyak 22 juta lebih masyarakat Indonesia masih belum memiliki akses sanitasi sehat.

“Padahal, ini sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat. Selama ini, penyakit yang diakibatkan oleh perilaku buang air besar sembarangan menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia,” terangnya.

Budi menjelaskan, saat satu orang buang air besar sembarangan, ada 3 miliar bakteri dan virus yang tersebar. Kuman-kuman itulah yang menyebabkan berbagai penyakit seperti polio, disentri, tiphus, diare dan sebagainya.

“Tercatat ada 150.000 jiwa melayang akibat penyakit-penyakit ini selama setahun di Indonesia,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya terus mendorong pemerintah agar memperhatikan persoalan sanitasi sehat kepada masyarakat. Dengan kemauan kuat didukung sumber pendanaan yang mumpuni, target yang ditetapkan pemerintah pasti tercapai.

“Kalau tadi Pak Gubernur menargetkan tahun 2021 Jateng bisa 100 persen ODF, saya optimistis pasti bisa. Saya sudah membuktikan sendiri, dalam seminggu satu desa bisa 100 persen ODF. Jangankan hanya Jateng seluruh Indonesia juga akan bisa 100 persen ODF jika semua (memiliki) komitmen,” tutupnya.

Penulis : Bw, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Sl, Humas Jateng

Berita Terkait