Tantangan Berat, Siapkan Masa Depan Pemuda

  • 06 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Tanggung jawab pemerintah terhadap masa depan pemuda saat ini sangat berat. Terlebih dengan membengkaknya jumlah penduduk usia produktif.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membeberkan, berdasar data BPS 2016, jumlah pemuda di Indonesia sudah 62 juta orang. Apalagi nanti, saat terjadi bonus demografi di rentang tahun 2020 – 2030.

” Ini (62 juta orang) jumlah yang tidak sedikit, dan itu rentang usianya 16-30 tahun. Itu menjadi tanggungjawab Kemenpora. Di undang-undang, pemuda itu rentangnya 16 sampai 30 tahun. Kalau dikaitkan dengan bonus demografi jadi angkatan yang produktif bagi kita. Di saat bersamaan, tidak ada bangsa-bangsa di kawasan ini, yang punya kekuatan anak muda yang berusia sangat produktif,” kata Imam saat memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-48 UIN Walisongo, Jumat (6/4).

Seiring dengan membeludaknya masyarakat berusia produktif, kata dia, pemerintah memiliki tugas untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang bermanfaat di berbagai sektor kehidupan. Namun, itu tidak mudah karena dihadang berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah ancaman narkoba. Berdasarkan data BNN, pengguna narkoba terbesar dari kalangan pelajar dan mahasiswa, yakni 22 persen.

“Tujuh persen pengguna narkoba dari kalangan pekerja. Mungkin ini yang punya uang. Sedangkan 22 persen pelajar dan mahasiswa, dan 8 persen dari pengangguran. Saya berdoa, semoga UIN bebas narkoba dan dulu pernah kami berikan penghargaan untuk kampus ini yang telah melaksanakan tes antinarkoba bagi seluruh civitas akademika. Kampus ini menjadi kampus yang pertama melakukannya,” beber mantan anggota DPR RI itu.

Imam pun mengajak UIN Walisongo bekerja sama dengan pihaknya untuk menggerakkan mahasiswa dalam melawan narkoba. Dia bercerita, pada 2017 lalu, Kemenpora sudah melatih 25 ribu anak muda, menjadi tulang punggung untuk melawan narkoba.

Selain narkoba, tantangan lain yang dihadapi pihaknya untuk membentuk pemuda Indonesia menjadi pemuda berkualitas antara lain pornografi dan pornoaksi, kejahatan seksual, pernikahan usia dini, radikalisme dan rendahnya partisipasi anak muda di bidang politik. Dia pun menyoroti adanya kecenderungan anak muda yang enggan berpartisipasi dalam politik.

“Bahkan ada yang mengatakan lebih baik golput. Toh setelah memilih ditinggal. Hal-hal seperti ini harus kita beritahu dan kita sadarkan, bahwa pemimpin masa depan ditentukan hari ini. Peran-peran anak muda penting dalam proses politik dan harus terlibat langsung, karena disitulah bentuk tanggungjawab untuk melahirkan pemimpin di masa mendatang,” urai dia.

Sementara itu, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi mengatakan, perguruan tinggi, khususnya UIN Walisongo diharapkan bisa terus membawa angin kesejukan bagi Jawa Tengah. Menurut mantan Bupati Purbalingga itu, UIN selama ini menyiramkan Islam yang inklusif, yang senantiasa menyuarakan persaudaraan dan kebersamaan.

“Yang seperti ini sungguh kita perlukan untuk Jateng, bahkan untuk Indonesia. Sehingga meski saat ini kita menyongsong pilkada, alhamdulillah, suasananya masih adem ayem,” pungkasnya.

Penulis : Rt, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng

Berita Terkait