Tanggal Lahir Bung Karno, Ganjar Tanam Mangrove di Area Penurunan Muka Tanah

  • 06 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

DEMAK – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta istri Siti Atikoh memimpin penanaman mangrove di area land subsidence (penurunan muka tanah), Dukuh Pandansari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Penanaman yang dilakukan bertepatan dengan tanggal lahir Soekarno atau Bung Karno 6 Juni, sekaligus memperingati bulan Bung Karno dan hari lingkungan hidup.
Mengenakan setelan jersey gowes bergambar sosok proklamator Soekarno pada bagian depan dan teks Pancasila pada bagian punggung, Ganjar beserta istri berangkat ke lokasi dengan bersepeda dari rumah dinasnya. Setelah mengayuh pedal selama sekitar 45 menit, Ganjar tiba di lokasi. Ia langsung menyapa warga yang hadir dan memimpin penanaman mangrove.
“Mumpung kemarin pas peringatan hari lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno, ini saya pakai kausnya Bung Karno. Kita juga bicara Pancasila dalam implementasinya, ini sama. Kalau nanam ini nanti lahirlah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena butuh adil, lingkungannya terjaga, dan tidak tenggelam,” kata Ganjar di lokasi, Minggu (6/6/2021).
Ganjar menjelaskan, daerah Pandansari, Bedono, Sayung merupakan area rawan tenggelam karena mengalami penurunan muka tanah atau land subsiden. Hal itu memerlukan perhatian dari semua kalangan untuk bersama menggalakkan penanaman mangrove. Selain bisa menjaga lingkungan, penanaman itu juga bisa bermanfaat bagi warga sekitar sehingga nilai keadilan sosial bisa terwujud.
“Kita lihat yang di sana itu, 20 tahun lalu sawah dan sekarang sudah tenggelam. Ini persoalan serius. Maka kita bersama bupati, camat, kepala desa, masyarakat, bahkan anak-anak sekolah, menanam mangrove. Ini juga akan banyak hikmahnya. Kalau ada mangrove maka nanti ikannya juga bisa banyak, lingkungan terjaga. Terus menanam mangrove karena mangrove tidak harus menunggu musim, bisa kapan saja,” bebernya.
Gubernur juga berpesan dan mengajak masyarakat untuk bersama menjaga lingkungan. Hal itu bisa dilakukan dengan tindakan yang mudah atau sederhana, misalnya mulai memilah dan mengolah sampah dari rumah.
“Kita butuh dukungan masyarakat. Sebentar lagi kita akan ada kongres sampah, mudah-mudahan kita punya formula yang disepakati oleh masyarakat,” ungkapnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait