Tak Punya Malu = Tak Berbudaya

  • 16 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kewajiban untuk melestarikan budaya melekat pada diri setiap orang, baik mereka yang dewasa maupun mereka yang belia. Mempelajari bahasa daerah dan mempraktikkannya dengan baik dan benar, merupakan salah satu upaya nyata untuk memperkokoh budaya nasional. 

Seperti yang dilakukan oleh anggota Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani). Ketua Umum Permadani Pusat Ir Anwar Effendi MT menyampaikan dalam berkegiatan, semuanya tak lepas dari kebudayaan. Terutama membudayakan bahasa daerah.

Permadani gadah tujuan damel kiat santosaning budaya nasional, kedah miwiti budaya daerah. Badhe miyataken budaya daerah menika kedah miwiti saking bahasa daerah. Pramila Permadani gadah kursus bahasa daerah,” terangnya saat menghadiri Wisudha Purna Wiyata Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabda “Permadani” Kota Semarang Bregada: 93-94, di Museum Ronggowarsito, Kamis malam (15/3).

Anwar menjelaskan, selain mempelajari bahasa daerah secara mendalam, anggota Permadani juga dituntut memiliki “budaya malu”. Pasalnya, budaya malu dapat menjadi tameng bagi seseorang untuk tidak bersikap sombong. Budaya malu justru akan mendorong seseorang untuk memperbaiki diri.

Budaya menika ukuranipun raos, napa malih raos lingsem. Menawi wonten tiyang ingkang mboten gadah raos lingsem, tiyang menika sampun ical saking kabudayan. Lulusan Permadani menika tiyangipun santun-santun, mboten kemlinthi. Awit menawi kepanggih tiyang sanes ingkang bahasanipun luwih pinter, banjur rumangsa kula niki dereng napa-napa,” jelas dosen arsitektur tersebut.

Oleh sebab itu, Anwar berpesan, agar 68 wisudawan dan wisudawati senantiasa meningkatkan kompetensi diri mereka dalam mempelajari dan nguri-uri kabudayan.

Senada dengan Anwar, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP mengapresiasi semangat anggota Permadani dalam melestarikan budaya daerah dan budaya nasional. Bahkan, beberapa di antara wisudawan dan wisudawati panatacara tersebut ada yang masih duduk di bangku sekolah menengah.

Wisuda menika dados pengetan ingkang langkung sae. Amargi sinten malih ingkang nglestarikaken budaya nusantara lan budaya Jawa menawi mboten kula kaliyan panjenengan sedaya,” ujarnya.

Ketua Umum Komite Seni Budaya Nasional (KSBN) Jawa Tengah itu mengatakan, anggota Permadani adalah agen pemersatu bangsa melalui budaya.

“Mereka yang diwisuda ini adalah kader-kader Permadani. Permadani sebagai sarana berkumpul untuk membentuk karakter dan integritas kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang cinta Tanah Air, punya kedamaian  dan kasih sayang kepada sesama. Yang penting menjaga keutuhan NKRI dan budaya nusantara tidak punah,” pungkasnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait