Produksi APD Sendiri, RSJD Soedjarwadi Libatkan Orang dengan Gangguan Jiwa

  • 02 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

KLATEN – Tak hanya pihak RSUD dr Moewardi Surakarta memproduksi alat pelindung diri (APD) sendiri untuk menghadapi wabah Covid-19, upaya positif itu juga diikuti pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr RM Soedjarwadi, Kabupaten Klaten. Pembuatannya pun melibatkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dibina.

 

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSJD Dr RM Soedjarwadi, Alhaq Nafsi Setiawan menjelaskan, pihaknya memproduksi APD sendiri untuk melindungi tenaga medis dari penularan Covid-19. Pembuatan APD mandiri dilakukan sejak 25 Maret 2020.

 

“RSJD Dr RM Soedjarwadi memproduksi APD, yakni baju coverall yang menggunakan bahan polypropilane spounbound, yang dinilai bebas dari bakteri dan sesuai dengan standar,” kata Alhaq, Kamis (2/4/2020).

 

Dia menerangkan, pemotongan bahan dilakukan oleh tim Instalasi Rehabilitasi Mental dan Psikososial. Selanjutnya pembuatan baju coverall melibatkan penjahit sekitar rumah sakit itu.

 

Tidak hanya itu, imbuh Alhaq, proses pembuatan APD juga melibatkan ODGJ dalam kegiatan Pojok Produksi. Para ODGJ itu sebelumnya telah mendapatkan pelatihan menjahit saat dalam masa rehabilitasi, dan kini sudah memiliki pojok produksi sendiri dalam bidang menjahit. ODGJ yang terlibat sebanyak dua orang, dengan kemampuan produksi masing-masing 90 baju.

 

“Selebihnya dikerjakan oleh penjahit sekitar rumah sakit. Bentuknya APD yang diproduksi adalah coverall. Itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan APD internal,” terang dia.

 

Menurut Alhaq, pada tahap pertama, target pembuatan coverall sebanyak 360 potong baju, dan telah selesai diproduksi sebanyak 200 baju. Selain baju coverall, APD yang mereka produksi secara mandiri adalah face shield atau pelindung wajah. Alat pelindung wajah ini dipakai agar terhindar dari cairan serta percikan droplet dari pasien.

 

Dalam pembuatan face shield, RSJD Dr RM Soedjarwadi melibatkan tim dari Instalasi Rehabilitasi Mental dan Psikososial dengan target 500 unit. Sejauh ini, face shield yang sudah diproduksi sebanyak 150 unit.

 

“Face shield kemudian akan dipergunakan untuk tenaga medis, security serta petugas frontliner,” imbuhnya.

 

Alhaq berharap pembuatan APD secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan internal. Apabila nantinya target produksi meningkat, akan disumbangkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengan serta rumah sakit lain yang membutuhkan. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

 

Berita Terkait