Pola Hidup Sehat, Investasi Kesehatan Tertinggi

  • 30 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memamerkan jam tangan pintar alias smartwatch yang selalu melekat di pergelangan tangan kirinya. Dia membeberkan bagaimana keunggulan smartwatch tersebut di hadapan peserta Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng.

“Saya kira sekarang orang-orang lebih suka pakai smartwatch. Seperti jam saya ini yang bisa memperingatkan kalau saya hari ini jalannya masih kurang (berapa kilometer) diperingatkan. Kalau lebih juga diperingatkan,” ujar Ganjar saat membuka Rakerwil MPKU PWM Jateng yang berlangsung 29-31 Maret 2019 di Hotel Aston Semarang, Jumat (29/3/2019).

Menurut pria yang memiliki hobi bersepeda ini, kebiasaan seseorang mengecek sudah berjalan kaki berapa kilometer setiap hari itu merupakan lifestyle yang positif. Dia lantas membandingkan bagaimana kebiasaan pola hidup masyarakat di negara Jepang yang sering berjalan kaki dalam beraktivitas.

“Di sana tidak terlalu banyak orang pakai kendaraan pribadi. Beda sama kita. Kita itu paling malas untuk jalan kaki, paling malas olahraga. Sudah itu pola makannya tidak teratur, kurang makan buah, gaya hidupnya enggak sehat. Itu jadi penyakit,” ujarnya.

Mengingat kebiasaan tersebut, Ganjar menilai kebiasaan menjaga pola hidup sehat merupakan investasi kesehatan paling tinggi. Ganjar pun mengajak pelaku amal usaha di bidang kesehatan persyarikatan Muhammadiyah untuk hijrah berpikir politik kesehatan hulu.

“Investasi yang rendah adalah cara berpikir kesehatan yang keliru, yaitu berpikir politik kesehatan hilir. Hilir itu ‘tenang, wong sudah ada BPJS pasti nanti kita diobati.’ Maka kita jangan lagi berpikir bahwa kalau saya sakit ada jaminan BPJS, tetapi harus diganti lagi ‘saya harus hidup sehat.’ Nah, pola hidup sehat harus kita dorong dan saya berharap Muhammadiyah ikut mengampanyekan pola hidup sehat,” beber mantan anggota DPR RI ini.

Sementara itu, Ketua MPKU Jateng Ibnu Yaseer melaporkan, jumlah amal usaha rumah sakit di bawah naungan Muhammadiyah sudah hampir merata pada 35 kabupaten/ kota di Jateng, yakni 48 unit RS, termasuk 11 unit RS yang sedang diinisiasi. Pihaknya berlomba-lomba mendirikan RS bukan semata-mata menganggap sebagai core bisnis, namun dalam rangka penolong kesengsaraan umum.

Penulis.: Ad, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Vi, Humas Jateng

Berita Terkait