Pembangunan Jalan Salem Brebes yang Rusak Akibat Longsor Rampung, Warga Nikmati Banyak Keuntungan

  • 12 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

BREBES – Ruas jalan provinsi di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Brebes, yang rusak akibat tanah longsor pada 2018 lalu kini sudah mulus. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama DPU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng berupaya memperbaiki jalan Salem-Banjarharjo, yang hasilnya, permukaan jalan megah nan halus sudah berhasil dibangun seusai direlokasi di ruas Bandungsari-Salem atau Kalibaya-Ciwindu Salem.

Ganjar yang sempat mendatangi lokasi bencana, ketika itu memang telah bertekad membangun akses sebagai bentuk penanganan sesegera mungkin, sehingga, dibangunlah jalan tersebut. Kini, pembangunan jalan telah selesai di akhir 2022, dan sudah bisa dinikmati pengguna jalan.

Subkoordinator Jalan dan Jembatan Wilayah II Tegal-Brebes Dinas PU Binamarga dan Cipta Karya Jateng Rubiyanto mengatakan, jalan dalam kondisi siap dilalui masyarakat.

“Saat ini dengan panjang jalan 4,8 km ini sudah selesai, dengan pembangunan tiga tahun sejak 2020-2022. Dengan panjang tersebut memiliki lebar perkerasan 7 meter, berem (tambahan) kanan-kiri 1,5 meter dan saluran kanan-kiri dengan dimensi 80. Sehingga total keseluruhan lebar jalan 7 meter, ditambah 1,5 meter, ditambah 1 meter kanan-kiri, sehingga jumlahnya sekitar 12 meter,” kata Rubiyanto di lokasi jalan, Kamis (12/1/2023).

Saat ini, kata dia, masyarakat juga tampak antusias menyambut adanya jalan baru. Karena jalan tersebut selain lebar, juga saat ini juga bagus dan masih sepi. Masyarakat pun bisa memanfaatkannya untuk sekadar menikmati suasana. Bahkan, kalau sore hari dan tidak hujan, jalan pun dipenuhi warga.

Tidak hanya itu, tutur Rubiyanto, keberadaan jalan baru ini juga bermanfaat terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Terbukti, sejumlah warga mendirikan warung di sisi kanan-kiri jalan. Warung itu menjadi tempat bersantai pengguna jalan, sembari menikmati jalan dan pemandangan lokasi.

“Jalan ini juga untuk melangsungkan perekonomian warga dari pedesaan ke kota. Jalan ini juga banyak masyarakat yang mendirikan warung, yang kerja sama dengan Perhutani. Terutama ramainya saat sore hari. Karena di situ banyak warga rekreasi,” ujarnya.

Adapun dari sisi keamanan terhadap ancaman longsor, menurut Rubiyanto, jalur ini lebih aman karena berada di atas titik yang longsor pada 2018. Dengan demikian, jalan akan aman saat dilalui masyarakat, karena tidak longsor lagi.

“Jalur ini juga menghubungkan Brebes- Cilacap, namun agak ekstrem di jalur bawah untuk tanjakan dan tikungan. Juga yang paling dekat penghubung Brebes-Cilacap,” terangnya lebih lanjut.

Pengguna jalan, Aki Julay (63) mengaku hampir setiap hari melintasi jalan tersebut. Menurutnya, setelah direlokasi Pemprov Jateng, jalannya lebih bagus dan pemandangannya lebih indah.

“Ya intinya sekarang lewat sini, setelah Pemprov Jateng merelokasi ini, jalannya aman. Masalah longsor itu tidak ada. Nyaman, enak kalau ke jalan yang lama memang lebih dekat tapi rawan longsor. Terima kasih Pemprov Jateng telah merelokasi jalan ini antara Lio-Ciwindu,” terangnya saat ditemui berhenti di tepi jalan.

Menurut Suwarti (40), seorang pemilik warung di tepi jalan tersebut, kini jalan itu semakin ramai. Sehingga, banyak pengguna jalan yang mampir ke warungnya.

Alhamdulillah ramai. Tahun baru kemarin banyak orang. Ini kan jalannya agak lebar. Banyak warga memanfaatkan jalan untuk bawa barang. Enak lewat sini. Tidak ada lubangnya. Bagus sih, beda yang dulu. Ada sekitar 10 warung. Senang jalannya bagus. Dulu boro-boro, kayak jalan kerbau. Sekarang lebih lebar. Terima kasih Pemprov Jateng, jalannya sudah bagus,” kata dia.

Sebagai informasi, dari data Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng, pembangunan jalan ini dilakukan sejak 2020 dengan nilai kontrak Rp 7 miliar, pada 2021 nilai kontrak Rp 12 miliar, dan 2022 nilai kontrak Rp 18 miliar. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait