Para Ibu Didorong Kenali Masakan Sehat Atasi Stunting

  • 16 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Pemenuhan gizi keluarga, terutama pada anak dan ibu hamil, mutlak dilakukan, untuk mencegah stunting. Karenanya, para ibu diharapkan mengerti dan mengenali Masakan Sehat Atasi Stunting (Masta).
Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo, saat Sosialisasi Pencegahan Stunting bagi Mitra Kerja, yang berlangsung di Hotel Kesambi Hijau, Semarang, Rabu (16/11/2022).
Menurutnya, kekurangan gizi yang bisa mengakibatkan stunting adalah masalah yang sangat kompleks di masyarakat. Sehingga sangat membutuhkan peran lintas sektor terkait, termasuk Dharma Wanita Persatuan maupun Tim Penggerak PKK Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai ke tingkat Desa.
Ditambahkan, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, secara Nasional angka stunting sebesar 24,4 persen. Sementara di Provinsi Jawa Tengah berada angka stunting masih 20,9 persen. Pada 2022, Provinsi Jawa Tengah menargetkan stunting turun sebesar 3,5 persen atau menjadi 17,4 persen.
“Faktor penyebab terjadinya stunting sangat kompleks dan diawali dari kondisi seorang perempuan yang akan menikah. Apakah mereka datang dari keluarga miskin, tidak berpendidikan, menikahnya pada usia dini, serta pengetahuan tentang kesehatan yang rendah,” ujarnya.
Menurut Atikoh, faktor-faktor tersebut harus diselesaikan tidak hanya oleh sektor kesehatan, tetapi harus diawali dari perencanaan perkawinan dan pendidikan anak usia dini.
“Oleh karena itulah, saat ini kita (Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK) berada di dalam satu ruang, untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian dan melakukan langkah-langkah konkret, apa yang organisasi perempuan bisa lakukan, untuk bersama-sama pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia,” tutur Penasihat DWP Provinsi Jateng ini.
Atikoh menyampaikan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh DWP dan TP PKK sebagai organisasi yang penggeraknya perempuan. Seperti, melakukan sosialisasi internal di dalam keluarga, dan anggotanya.
Ia berharap, para anggota dapat berperan di masyarakat, serta menggalang partisipasi pihak swasta untuk memberikan dukungan terhadap pekerja perempuan maupun perempuan dalam kelompok rentan, agar mendapatkan gizi yang seimbang.
Tak kalah penting, lanjut Atikoh, dalam pencegahan stunting, wanita usia subur dan ibu hamil mendapatkan asupan makanan bergizi seimbang. Termasuk, anak di bawah lima tahun (balita).
“Kita tentu tidak ingin, Generasi Emas kita yang akan berkuasa di Indonesia pada tahun 2045 nanti, menjadi generasi yang tidak berkualitas karena tantangan hidup ke depan semakin berat. Dan kita harus mampu bersaing dengan berbagai negara di dunia,” tegasnya.
Sementara itu, Penasihat Dharma Wanita Persatuan BKKBN Jawa Tengah, Widwiono menuturkan, kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting bagi Mitra Kerja melalui Masta, merupakan salah satu upaya pembekalan pengetahuan terhadap stunting, sekaligus pencegahannya.
“Harapannya Ibu-ibu sekalian dapat ikut serta memberikan edukasi kepada lingkungan sekitar, mengenai upaya pencegahan stunting ini. Sehingga, upaya percepatan penurunan stunting dapat berjalan maksimal dari penggarapan berbagai lini,” paparnya.
Bagi Widwiono, DWP dan TP PKK merupakan mitra terdekat BKKBN. Kader-kader PKK di lapangan juga menjadi ujung tombak yang juga berperan sebagai bagian dari Tim Pendamping Keluarga (TPK), bersama dengan kader KB dan bidan atau tenaga kesehatan di desa.
“Masta ini menjadi salah satu bagian yang bisa disampaikan ke keluarga dampingannya, sehingga harapannya dengan mengeroyok masalah stunting ini, target penurunan stunting bisa tercapai,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait