“Pamer Bojo” hingga “Cidro”, Obati Kerinduan Terhadap Didi Kempot Lewat Panggung Kahanan

  • 05 May
  • bidang ikp
  • No Comments

SURAKARTA –  Tata panggung lebih berwarna tampak dalam kegiatan Panggung Kahanan di Surakarta, Rabu (5/5/2021). Sebuah lukisan WPAP (Wedha’s Pop Art Potrait) almarhum Didi Kempot terpajang di Dalem Joyokusuman Surakarta.
Panggung Kahanan, acara untuk seniman yang diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di masa pandemi Covid-19 kali ini, memang untuk mengenang Sang Maestro The God Father of Broken Heart. Bertajuk, Tribute To Didi Kempot, event itu sekaligus memperingati satu tahun berpulangnya Didi Kempot, tepat hari ini.
Panggung Kahanan tahun ini diadakan secara road show. Sebelumnya, telah berlangsung di Kendal, Pati, Kota Magelang, dan Banyumas. Dengan pementasannya berlangsung secara virtual yang bisa ditonton di channel YouTube maupun Facebook Ganjar Pranowo.
Acara diselenggarakan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, bekerja sama dengan seniman dan musisi Jateng yang tergabung dalam Jateng Musik Gram, dan didukung Bank Jateng. Kegiatan juga untuk mengumpulkan donasi seniman di rekening Bank Jateng atas nama Panggung Kahanan 2034 1919 19. Sampai Rabu sore sudah terkumpul donasi Rp 84.832.930.
Dalam Panggung Kahanan ini hadir istri almarhum Didi Kempot Yan Vellia, bersama kedua anaknya Saka Praja Adil Prasetyo dan Seika Zanithaqisya Prasetya.Yan vellia membawakan dua lagu suaminya, yakni “Pamer Bojo” dan “Tatu”. Seolah ingin mengenang ayahnya, Saka Praja tampil menawan dengan lagu “Bapak”. Sementara, si kecil Seika membawakan lagu “Kuncung” dengan logat cadelnya.
Selanjutnya ada penyanyi keroncong Sruti Respati, menampilkan dua lagu, “Senthir Lenga Patra” dan “Stasiun Balapan”. Penyanyi Pop Academy Indosiar Fariza Aji Nugraha membawakan “Adoh”, Mas Eko melantunkan “Sekonyong-konyong Koder”. Ssmentara, Bambang Surono penyanyi berwajah mirip Didi Kempot juga tampil apik dengan “Cidro”.
Panggung Kahanan juga menampilkan Tari Mandau dari Forum Komunikasi Mahasiswa se-Kalimantan, dan sejumlah UMKM Lapak Ganjar.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengenang Didi Kempot sebagai sosok yang mencintai lagu Bahasa Jawa. Sebelumnya, penyanyi dengan lagu berbahasa Jawa kurang mendapatkan apresiasi.
“Setelah dimenej dengan bagus (Didi Kempot) semua orang bisa bernyanyi, semua orang bisa berdendang. Easy listening. Masuk kampus, masuk pejabat, ini punya kita bagus, anak-anak muda (juga mengikuti). Sekarang muncul Didi Kempot-Didi Kempot muda,” kata Ganjar melalui virtual.
Melalui acara Tribute to Didi Kempot, imbuhnya, akan memunculkan seniman muda yang bisa membawakan lagu Bahasa Jawa. Seperti yang pernah dilakukan Didi Kempot.
“Tinggal kita dorong lagi ke yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Menurut dia, kegiatan Panggung Kahanan juga tak menutup kemungkinan akan diadakan terus, meski diakuinya jika even musik secara langsung jelas lebih puas.
“Kita berikhtiar. Mungkin nggak sebaik, nggak sepuas kalau kita nonton konser langsung. Tapi kolaborasi perlu dilakukan. Harapannya agar seniman bisa tampil, bisa berkreasi, ” kata Ganjar.
Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka  mengungkapkan, dirinya memfavoritkan semua lagu Didi Kempot. Karena itu, dengan adanya Panggung Kahanan di Solo, itu sama saja memberikan kesempatan seniman lokal untuk manggung.
“Tapi paling tidak mengobati rasa rindu seniman untuk tampil. Para pecinta Didi Kempot yang ada di luar sana, dibawa happy biar imunitas tubuh bisa bertambah dan terbebas dari Corona,” kata Gibran.
Istri Didi Kempot Yan Vellia mengungkapkan, Panggung Kahanan ini membuatnya seolah merasakan ambyar kedua. Dia berharap sosok Didi Kempot bisa menjadi penyemangat generasi muda agar terus berkarya.
“Harapan ke generasi penerus, seniman generasi muda, selama kita masih bernafas kita harus berkarya. Aja isin nyanyi lagu Jawa,” pesannya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait