Pabrik Tiang Pancang di Demak Diresmikan, Pj Gubernur Jateng Harap Dapat Kurangi Pengangguran

  • 18 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

DEMAK – Hadirnya pabrik tiang pancang atau spun spile PT Indo Karya Beton (IBK) di Kabupaten Demak, mampu menyerap ratusan pekerja di wilayah tersebut. Ini membuktikan iklim investasi di Jawa Tengah ramah investor, dan mampu menciptakan lapangan kerja.

Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, mengatakan, Pemprov Jateng terus menguatkan pendidikan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja yang mumpuni bagi para investor. Pendidikan vokasi ini mengedepankan keterampilan, agar lulusannya bisa siap kerja sesuai dengan kebutuhan pabrik.

“Kami kembangkan supaya setiap ada investor masuk ketersediaan pekerja kita selalu siap. Arahan ini kami sampaikan juga ke bupati wali kota,” kata Nana, saat menghadiri peresmian PT IBK di Kabupaten Demak, Senin (18/9/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Nana Sudjana juga menyampaikan jika nilai investasi di Jawa Tengah semakin naik. Itu menjadi hal positif bagi iklim investasi di Jawa Tengah karena investor mulai terus masuk dan semakin baik. Karenanya, Pemprov Jateng terus berupaya merawat iklim investasi tersebut, dengan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dengan instansi terkait, termasuk TNI-Polri.

“Penting dalam pembangunan adalah rasa aman. Ini akan menjadi modal baik bagi kita. Pemprov Jateng telah menginstruksikan ke kepala daerah untuk melakukan tinjauan tata ruang wilayah. Melakukan pembenahan, khususnya kemudahan memberikan perizinan bagi investor,” jelasnya.

Nana berpesan kepada pengelola PT IBK untuk terus memberdayakan masyarakat sekitar, agar ikut membantu mengurangi angka pengangguran. Juga terlibat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR.

“Perhatikan juga pengelolaan limbah, teknologi ramah lingkungan, dan melestarikan lingkungan sekitar,” pesannya.

Peresmian pabrik tiang pancang itu dilakukan oleh Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono. PT IBK dibangun di daerah Sayung, Kabupaten Demak, dengan luas sekitar 1 hektare. Kapasitas produksi pabrik tiang pancang itu adalah 1.500.000 M (meter lari) per tahun, dengan tipe diameter ukuran 400mm, 500mm, 600mm, dan 800mm. IKB menggunakan teknologi tinggi dalam proses produksinya dengan mengutamakan efisiensi dan ramah lingkungan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan tiang pancang di Jawa Tengah masih banyak dibutuhkan. Pemain dalam industri ini masih belum banyak. Apalagi kebutuhan atau permintaan tiang pancang di Jawa Tengah juga cukup banyak.

“Pemain tidak terlalu banyak. Kalau demand-nya di Jateng sedang membangun jalan tol Solo-Jogja yang butuh tiang pancang untuk jembatan layang. Tol Bawen-Jogja dan Demak ini juga membangun tol. Demand masih besar di Indonesia. Produksi dari IBK ini bisa membantu dan mempercepat pembangunan,” bebernya.

Basuki juga mengapresiasi PT IBK yang menggunakan komponen lokal dalam memproduksi tiang pancang. Target TKDN PT IBK adalah 68-70 persen. Ia berharap persentase itu masih bisa ditingkatkan dan sebisa mungkin mendekati 100 persen.

“Ada kemungkinan kalau dibutuhkan bisa dipakai di proyek IKN. Produksinya yang sekarang sudah bagus yakni 1,5 juta meter lari,” ujarnya. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait