Nyanyian dan Bacaan Alquran Sahabat Mata Pukau Taj Yasin

  • 19 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – “Dia tersenyum aku tak melihat. Dia melambai aku tetap tak melihat
Aku bernyanyi dia senyum-senyum saja. Dia menari aku tak melihat apa-apa. Walau berbeda kami tetap bahagia. Tetap tertawa kami yakin bisa”.

Sebait lirik berjudul “Balada Tunanetra dan Tunarungu” yang dinyanyikan Vivi Meihediyanti, mengalun merdu di ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Rabu (18/9/2019). Tepuk tangan pun riuh terdengar setelah salah satu pengurus Komunitas Sahabat Mata itu mengakhiri lagu yang mengisahkan tentang pertemuan antara tunarungu dan tunanetra.

Sembari bernyanyi, tangan lentik gadis berusia 23 tahun itu bergerak lincah memainkan tut keyboard. Dua lagu ciptaan Ketua Komunitas Sahabat Mata, Basuki dinyanyikan dengan apik dan membuat terkesim siapapun yang menyaksikan dan mendengarkan. Tidak kalah memukau adalah lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan oleh Sofyan.

Pemuda penyandang tunanetra yang sehari-hari aktif sebagai penyiar radio di Sahabat Mata, tersebut tidak hanya mahir membaca Alquran braille, namun juga mampu menirukan lebih dari tiga suara.

Ketua Komunitas Sahabat Mata Basuki menjelaskan, Komunitas Sahabat Mata yang dirikan pada 2008 silam, misi membangun kepedulian akan mata dan kesehatannya hingga memunculkan satu amaliah pemanfaatan mata sesuai aturan yang benar, menggalang gerakan nyata untuk mengurangi risiko kebutaan, dan menyediakan alat bantu untuk aksebilitas bagi tunanetra hingga mereka mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya guna membangun kemandirian.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan Sahabat Mata, antara lain pentas amal, pembagian 1.000 kaca mata untuk warga yang membutuhkan, belajar komputer, pementasan teater dan olahraga dengan pemain semuanya tunanetra, menggalang dana untuk kacamata gratis, serta pengobatan dan pemeriksaan mata bagi anak-anak sekolah SD SMP SMA dari keluarga kurang mampu.

“Bulan depan kami akan launching modul pembacaan Alquran braille, menyelenggarakan TOT, launching 1.000 kacamata untuk kali ketiga di SD Jatisari Mijen, dan sosialisaai penggunaan android untuk belajar membaca Alquran,” katanya.

Selama ini mindset tunanetra jika belajar Alquran braile maka harus belajar braille latin terlebih dahulu. Karenanya Sahabat Mata akan merubah pola pikir seperti itu, apalagi hingga saat tidak sedikit tunanetra yang belum tahu bahkan sama sekali tidak tahu braille. Dengan adanya modul pembelajaran baca Alquran braille, meskipun belum kenal braille para tunanetra bisa langsung belajar braille arab sekaligus braille latin.

Selain launching modul, juga akan diselenggarakan Training of Trainers (TOT) untuk instruktur pembelajaran baca Alquran braille sekaligus kajian fikih disabilitas. Kegiatan tingkat nasional tersebut akan digelar pada 22-24 Oktober di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dengan peserta para penyandang tunanetra dari penjuru nusantara.

“Melalui kegiatan ini diharapkan para instruktur paham betul tentang modul dan dapat menyampaikan modul kepada peserta. Sehingga kedepan akan lebih banyak tunanetra yang bisa membaca Alquran dengan huruf arab maupun latin,” harapnya.

Sahabat Mata juga memiliki kegiatan siaran radio, belajar Alquran dan membaca braile. Kemudian belajar kewirausahaan dan kemandirian. Karenanya selama ini mereka yang belajar di Sahabat Mata tidak ada yang menjadi pengemis, karena memiliki kemampuan mencari nafkah minimal memijat dan bermusik.

“TOT diikuti 20 instruktur dan peserta. Kita juga ada pendampingan belajar bidang akademik. Bahkan saat ini Sahabat Mata sedang melakukan pendampingan kepada pelajar SMA Muhammadiyah yang akan menjalani ujian tengah semester,” katanya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengapresiasi berbagai inovasi maupun kegiatan yang diselenggarakan Sahabat Mata, sebagai bentuk kepedulian terhadap penyandang tunanetra tidak hanya di Jawa Tengah, namun juga di berbagai daerah di Indonesia.

“Dalam istilah candaan di kalangan penyandang tunanetra adalah berhadap-hadapan saja sama-sama tidak tahu, ya belajar jarak jauh tidak masalah. Mereka hebat, kegiatan dan karya mereka sangat memotivasi,” ujarnya.

Putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair itu mengaku bangga dengan para tamu istimewanya. Menurutnya, para penyandang disabilitas yang selama ini kami anggap belajarnya harus dibimbing tetapi justru mengajari manusia normal, seperti belajar Alquran dapat dengan braille, bernyanyi dengan online dengan 12 lagu ciptaan sendiri.

“Karya inovatif dan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang digagas Komunitas Sahabat Mata mampu menginspirasi dan memacu semangat masyarakat lainnya, bahwa setiap kekurangan pasti ada kelebihan,” pungkas pria yang akrab disapa Gus Yasin ini. (Humas Jateng)

 

Berita Terkait