MAJT Magelang Adopsi Desain Tradisional, Selaraskan Pengembangan Wisata Borobudur

  • 31 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

MAGELANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan ground breaking pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Kabupaten Magelang, Selasa (31/1/2023). Ditarget rampung pada akhir tahun, masjid ini tidak hanya megah, juga mengambil unsur tradisional, selaras dengan pengembangan wisata superprioritas Borobudur.
Ganjar mengatakan, pembangunan MAJT di Magelang sebagai simbol kerukunan antarumat beragama. Ia berharap, dengan adanya MAJT di Magelang, ikut menarik wisata religi yang bermuara pada peningkatan perekonomian warga.
“Sehingga, nanti ketika wisatawan datang ke sini, mau salat, ada masjid yang bagus, umat Buddha bisa beribadah di Borobudur, yang Konghucu bisa ibadah di Kelenteng Muntilan. Sehingga orang akan guyub rukun di sini,” paparnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng Hanung Triyono mengatakan, MAJT Jateng berdiri pada lahan seluas lebih kurang 4,9 hektare. Untuk pembangunan masjid tersebut, dianggarkan sekitar Rp118 miliar.
Rencananya, pembangunan masjid tersebut akan dikerjakan selama 330 hari kalender. Jika tidak ada aral, pada November 2023 masjid ini bisa digunakan secara maksimal.
Tenaga Ahli Manajemen Konstruksi, Ronny, pada proyek tersebut mengatakan, desain MAJT Magelang menyesuaikan peraturan yang ada. Selain terikat pada peraturan daerah juga pengembangan destinasi Borobudur.
Di samping itu, desain masjid ini akan mengadopsi kearifan lokal, di mana Borobudur telah menjadi situs warisan dunia.
“Yang pasti dimensi besaran massa dan ketinggian menara tidak boleh melebihi pelataran Borobudur. Dari desain awal di sayembara, yang awalnya 60 meter tingginya menjadi 30 meter,” urainya.
Selain mampu menampung ribuan jemaah, nantinya masjid yang terletak di Desa Sawitan, Kecamatan Mungkid itu mementingkan arsitektur ramah lingkungan. Dikatakan Ronny, bangunan utama masjid akan ada banyak jendela dan tanpa pintu, sehingga aliran udara bersirkulasi.
Hal lain adalah bentuk dari atap yang nantinya distilirisasi dari wujud orang yang bersujud.
“Dilihat dari jalan besar nanti atap dan menara itu yang menjadi fokus. Desain menara yang dulu (saat sayembara) itu modern, kita implementasikan atap ke nuansa tradisional. Kita lakukan transformasi, sehingga bentuknya seakan-akan orang yang sujud,” ungkapnya.
Direktur Adhi Persada Gedung (APG), Sukaryo, sebagai pelaksana proyek mengatakan kesiapannya. Ia menyebut, pada pertengahan November 2023, MAJT di Magelang akan rampung dikerjakan.
“Harapannya akan diselesaikan pada pertengahan November 2023. Persiapan sudah siap, tim kami sudah siap bekerja dengan profesional,” pungkas Sukaryo. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait