Keluarga Diharap Jadi Benteng Penanggulangan Kemiskinan

  • 09 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Keluarga diharapkan menjadi benteng dalam penanggulangan kemiskinan mengingat keluarga memiliki salah satu fungsi, yakni fungsi ekonomi. Untuk itu, pemberdayaan dan kemandirian ekonomi keluarga, perlu dikembangkan agar dapat terwujud keluarga yang sejahtera dan berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, saat membuka Webinar Pelatihan Kewirausahaan bagi TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah, dari Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Rabu (9/6/2021). Hadir pula dalam webinar tersebut, Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin.

Menurutnya, pemberdayaan ekonomi keluarga bisa dilakukan melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga, atau dikenal dengan UP2K PKK. Terlebih, saat pandemi Covid-19, yang berdampak pada sektor ekonomi.

Dia mendorong UP2K PKK untuk menciptakan peluang usaha baru melalui kegiatan pemberdayaan wirausaha pemula, bagi anggota keluarga yang memiliki motivasi besar untuk berusaha. Dalam hal ini, PKK bisa memberikan pendampingan untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki, dan dibutuhkan oleh pasar.

“Tahap pertama yang harus dibangun adalah enterpreunership atau jiwa kewirausahaan dari setiap orang yang akan memulai usaha,” beber Atikoh.

Jika usaha sudah ada, katanya, perlu dmemberdayakan atau meningkatkan kapasitas usaha, mulai legalitas usaha, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga), Sertifikasi Halal, serta sertifikasi yang lain. Sebab, legalitas penting untuk perlindungan usahanya. Selain legalitas usaha, perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah kapasitas dan kualitas produk, kemasan, pembiayaan (modal), dan sebagainya.

Selanjutnya, ujar Atikoh, membesarkan atau mengembangkan usaha yang memiliki potensi besar di pasar. Pendampingan dari sisi manajerialnya, baik manajemen usaha, manajemen keuangan termasuk literasi keuangan, dan manajemen pemasaran, diperlukan. Termasuk, pendampingan ekspor, penggunaan teknologi, termasuk teknologi digital.

“Berbicara tentang teknologi digital, maka mau tidak mau kita saat ini tidak lagi di era 4.0, tapi sudah memasuki masa 5.0. Manfaatkan media sosial untuk promosi produk. Lapak Ganjar juga merupakan fasilitas untuk promosi produk dengan mudah, sederhana, dan gratis,” terangnya.

Dikatakan, saat ini UP2K PKK juga harus memperhatikan isu-isu sentral yang berkembang. Apalagi, pemberdayaan ekonomi telah memiliki payung baru yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, serta pedoman yang diterbitkan oleh pemerintah.

Beberapa isu yang harus menjadi perhatian, agar UP2K yang tergolong usaha mikro juga mendapatkan perhatian dari pemerintah sesuai Undang-Undang tersebut, antara lain, mendorong setiap usaha untuk memiliki legalitas usaha, pengembangan kluster usaha yang berkembang di desa, misal klaster batik, klaster makanan minuman, klaster jamu, dan lainnya. Selain itu, literasi keuangan bagi pelaku usaha mikro, baik dalam hal pembiayaan perbankan maupun pembukuan sederhana, dukungan pembiayaan melalui skema kredit murah, digitalisasi Usaha Mikro Kecil dengan mendorong usaha mikro untuk masuk ke pasar digital dan pengadaan barang dan jasa pemerintah, pendampingan, kemitraan dan jejaring usaha, serta inkubasi bisnis.

“Dalam hal ini, TP PKK dapat bekerja sama dengan BUMD/BUMN dan sektor privat lainnya untuk mendampingi kelompok-kelompok usaha. Perlu pula peningkatan pendidikan dan pelatihan, dukungan dan fasilitasi promosi produk, serta mendorong kelompok-kelompok tersebut untuk berkoperasi,” jelas Atikoh.

Dia berharap, melalui pelatihan kewirausahaan kali itu, para kader, kelompok khusus (Poksus) dan kelompok pelaksana (Poklak) UP2K PKK, akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan serta pemahaman yang cukup mengenai kewirausahaan modern.  Sehingga para pelaku UP2K PKK Jawa Tengah mampu menghadapi tantangan, serta menangkap peluang yang ada,  mampu memanfaatkan  teknologi digital secara tepat untuk  promosi produk, pemasaran  produk secara online dan pengembangan usahanya.

“Kita berharap produk-produk UP2K PKK Jawa Tengah tidak hanya dikenal di daerahnya, tetapi dapat kompetitif di tingkat nasional bahkan internasional,” tandas Atikoh. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait