Jateng Berangkatkan 53 KK Transmigrasi ke Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi

  • 22 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Sebanyak 53 Kepala Keluarga (KK) dari Jawa Tengah diberangkatkan menjadi transmigran ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, pada 2022. Sebelum diberangkatkan, mereka telah melalui tahapan seleksi ketat dari ribuan pendaftar.
Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda Subkoordinator Transmigrasi Disnakertras Jateng Tri Kartika mengatakan, setiap tahun pendaftar transmigrasi asal Jawa Tengah selalu tinggi. Namun demikian, seleksi ketat diberlakukan, agar para transmigran memiliki semangat bertahan di tanah rantau.
“Animonya masih sangat tinggi, saat ini ribuan yang mendaftar. Tapi memang kuota yang diberikan dari pusat kecil. Selain itu kami juga menerapkan seleksi bertahap, mulai dari wawancara hingga tes psikologi,” ucapnya dihubungi via telepon, Kamis (22/12/2022) sore.
Ia mengatakan, sebelum diberangkatkan para calon transmigran dibekali dengan keterampilan bertani dan mengolah lahan. Selain itu, pada tahun-tahun pertama, para transmigran diberi jaminan hidup (jadup), baik dari pemerintah pusat dan Pemprov Jateng.
Ditambahkan, fasilitas yang diterima para transmigran di antaranya rumah tempat tinggal, lahan pekarangan dan usaha sebesar dua hektare. Adapun jadup yang diterima selama setahun, berupa sembako, sandang, obat-obatan, hingga peralatan berkebun.
“Kemudian adapula bantuan bibit tanaman. Kalau dari Pemprov Jateng memberikan pula bibit tanaman kebun, seperti bayam, cabai, kangkung, dan sebagainya,” paparnya.
Kartika mengatakan, pada 2023, selain pelatihan berkebun akan diberikan pelatihan servis elektronik ringan. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan transmigran sembari menunggu lahan siap ditanami.
Seorang transmigran asal Grobogan Sih Nawar mengaku bersemangat mengikuti transmigrasi. Ia berharap, nasibnya dapat berubah ketika berusaha di tanah rantau. Ia akan pergi ke Kalimantan, tepatnya di Desa Kahingai.
“Sebelumnya ya nganggur ingin mengubah nasib. Kalau ini saya sama suami saja. Anak saya tetap tinggal di kampung bersama simbah dan pak lik,” pungkasnya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait