Jangan Anggap Remeh Gejala Awal Kanker Anak

  • 26 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Anak Anda demam selama tujuh hari tak kunjung sembuh, disertai nyeri kepala yang semakin berat? Atau ditambah dengan nyeri tulang, muntah di pagi hari, berat badan turun drastis, gusi berdarah? Kondisi tersebut jangan dianggap remeh.
Dokter spesialis anak dari Divisi Hematologi Enkologi RSUP Dr Kariadi Semarang, Ariawan, menyampaikan, jika anak bergejala tersebut, dan ada lebam di tubuh, mimisan, benjolan tidak nyeri, mata putih-putih dan menonjol, hingga bengkak atau pembesaran di perut, jangan diabaikan. Bisa jadi, itu merupakan gejala awal kanker pada anak.
“Karenanya, kalau menemui gejala itu hati-hati, jangan anggap sepele, periksa ke dokter, agar diketahui segera penyakitnya. Jika ternyata itu kanker, semakin cepat terdeteksi akan semakin cepat terobati. Dengan begitu diharapkan kemungkinan sembuhnya makin besar,” ujarnya, saat Temu Kader PKK dalam Rangka Penanggulangan Masalah Kesehatan Prioritas, di Aula RSUP Dr Kariadi, Rabu (26/10/2022).
Ariawan menjelaskan, kanker dapat menyerang semua usia, termasuk anak, bahkan bayi baru lahir. Meski hanya 2-4 persen dari seluruh kasus kanker, namun kanker anak berisiko kematian tinggi jika tidak ditangani sejak dini.
Ditambahkan, berdasarkan data Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI) 2005-2007, angka kejadian kanker anak (0-17 tahun) 9/100.000 anak. Untuk anak usia 0-5 tahun 18/100.000, dan usia 5-14 tahun 10/100.000. Sementara, kanker terbanyak pada anak adalah leukemia atau kanker darah. Selanjutnya, retinoblastoma (kanker mata), osteosarkoma (kanker tulang), limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening), karsinoma nasofaring (kanker tenggorokan atau kerongkongan), dan neuroblastoma (kanker kelenjar adrenal).
“Sampai sekarang, penyebab pastinya belum diketahui. Apakah karena paparan radiasi, konsumsi obat karsinogenik saat hamil, paparan pestisida, faktor biologis, genetik, familia, atau usia. Kanker bisa terjadi karena interaksi berbagai faktor,” terangnya.
Menurut Ariawan, faktor genetik juga perlu diwaspadai. Anak yang orang tuanya penderita kanker, memiliki peluang lebih besar terkena kanker. Namun, hal itu tidak akan terjadi dengan pencegahan, seperti menjaga pola hidup bersih dan sehat.
“Jika ditemui penderita kanker anak, yang mereka butuhkan dukungan kuat orangtua, kakak, adik, keluarga besar, sesama orang tua penderita, relawan. Selain itu, tentu peran dokter, tenaga medis, farmasi, asuransi kesehatan, dan pemerintah,” ujarnya.
Wakil Ketua II TP PKK Provinsi Jawa Tengah Indah Sumarno, menambahkan, kanker pada anak merupakan permasalahan yang cukup kompleks, karena tidak hanya anak yang harus menanggung beban namun juga orangtua, lingkungan, sekolah, dan lain-lain. Sebab, anak-anak relatif masih membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kanker pada anak juga berdampak sangat besar pada orang tua.
“Mengingat kompleksnya permasalahan dan dampak yang ditimbulkan kanker pada anak, maka dibutuhkan suatu langkah dalam penyelesaian, salah satunya dengan upaya deteksi dini oleh masyarakat. Upaya deteksi dini ini menjadi penting karena apabila kasus ditemukan lebih dini akan memperbesar kemungkinan sembuh,” terang Indah.
Untuk mempercepat penemuan kasus secara dini, pihaknya terus menyosialisasikan kepada masyarakat  mengenai faktor-faktor penyebab kanker dan upaya pencegahannya. Pemberian materi pada Temu Kader PKK itu pun diharapkan memberi pemahaman mengenai kanker anak, yang nantinya akan diteruskan ke masyarakat di wilayahnya.
“Semoga apa yang disampaikan hari ini, bisa diteruskan ke masyarakat. Sehingga, deteksi dini kanker pada anak dapat dilakukan. Jika ditemui gejala kanker, segera periksa,” tandasnya.
Dalam Temu Kader, selain membahas kanker anak, juga mengurai mengenai imunisasi, penyakit jantung, tips menjaga kebugaran, hingga program Gagah Bencana. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait