Jadi Perajin Jangan Cengeng

  • 28 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

BANJARMASIN – Menjadi perajin memang penuh dengan tantangan. Namun, jangan sampai mereka menjadi cengeng, hanya berpangku pada bantuan pihak lain.
Hal itu ditegaskan Ketua Harian Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, saat talkshow True Story, Suka Duka Bersama Perajin, dalam rangkaian Dekranasda Jateng Expo 2023, di Duta Mall Banjarmasin, Jumat (28/7/2023).
Menurutnya, pada awal berusaha, mungkin perajin membutuhkan bantuan. Tapi, saat usaha sudah berjalan, mereka tidak boleh lagi berpangku tangan pada bantuan.
“Ibaratnya, bantuan itu adalah obat. Kalauntubuh sehat diobati, akan menjadi racun. Sama juga, kalau bantuan digunakan dalam keadaan sehat, bisa jadi akan sakit di generasi kedua,” beber Sujarwanto.
Ditambahkan, seorang yang memiliki jiwa enterpreneur, tidak akan pernah menghadapi kesulitan. Justru mereka menjawab kesulitan dengan inovasi dan produk baru yang menantang pasarnya.
Sujarwanto mengungkapkan, masalah yang dihadapi perajin beragam. Mulai dari keterbatasan sumber daya manusia, bahan baku, permodalan, manajemen, teknologi inovasi, pengemasan, branding, hingga marketing.
Untuk mengatasinya, Dekranasda Jateng bekerja sama dengan pemprov dan pihak lainnya, berupaya memberikan berbagai pelatihan teknis dan managerial, pinjaman modal, hingga membantu pemasaran, baik online maupun dengan menggelar pameran. Salah satunya, Dekranasda Jateng Expo.
“Kalau UMKM mampu mempertahankan pangsa pasarnya, dia akan sukses. Kalau perlu kita yang mendesain pasar. Inovasi adalah penting, tapi semangat meraih pasar jauh lebih penting. Maka menangkan UMKM untuk jadi trend setter di pasarnya,” tegas Sujarwanto.
Hal senada juga disampaikan pemilik batik Srihana dari Salatiga, Sri Ambarwati. Dia menceritakan awal mula usaha yang dirintisnya, setelah Sri Ambarwati banting setir dari manajer perusahaan otomotif. Saat mulai membantu usaha batik suaminya, tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda.
Panik, itu yang dihadapi Sri Ambarwati karena dia juga memikirkan nasib karyawannya. Hingga akhirnya dia terpikir untuk membuat masker dari kain batik, tenun, dan lurik yang dimilikinya, untuk dibagikan kepada membutuhkan. Usahanya itu tidak sia-sia. Permintaan masker batik pun meningkat. Usahanya tak berhenti di situ, Sri Ambarwati juga memanfaatkan Lapak Ganjar yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sebagai sarana promosi.
“Setelah ikut Lapak Ganjar, omzet naik signifikan. Saya mengembangkan pengetahuan saya bermedsos melalui Hetero Space, cari mentor. Karena kita harus adaptif dengan perubahan. Saya juga diajak ikut pemeran oleh Dekranasda. Terima kasih, saya berada di titik ini juga karena support Dekranasda Jateng,” ungkapnya.
Ketua Harian Dekranasda Kalimantan Selatan Mahyuni menyatakan, saat ini kerajinan di wilayahnya terus berkembang. Dia menunjuk contoh, kerajinan anyaman yang biasa disebut purun, yang terus berinovasi menjadi sejumlah produk, seperti tas, dengan nilai jual tinggi. pihaknya terus mendorong perajin untuk berinovasi dan berkreasi, dengan mengoptimalkan bahan baku lokal.
“Diselenggarakannya Dekranasda Jateng Expo ini juga diharapkan bisa menjadi ajang belajar, sehingga perajin bisa terus berkembang,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait