“Isin Nek Ora Melu-melu Provinsi”

  • 11 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah diharapkan terus memberi teladan terkait respon dan reaksi cepat dalam melayani masyarakat. Apalagi sekarang pemerintah kabupaten dan kota sudah mulai meniru cara dan upaya Dinsos Jateng dalam menangani beragam masalah sosial masyarakat, termasuk masalah kemiskinan.

“Kabupaten dan kota mulai ketularan, tentunya ketularan baik. Isin rasane nek ora melu-melu provinsi, memberikan respon dan reaksi cepat dengan ketulusan. Bahkan masyarakat sekarang sudah melihat dengan baik atas dibangunnya jejaring antarprovinsi, antarkabupaten dan kota,” terang Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi pengarahan pada Apel sekaligus Penyerahan Bantuan Mobil Ambulans di Dinas Sosial Provinsi Jateng, Jumat (11/8).

Selain mengapresiasi kinerja Dinsos, gubernur menyatakan senang dan bangga terhadap Dinas Sosial, karena merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendorong reformasi birokrasi, khususnya dalam layanan masyarakat. Kondisi tersebut telah membalikkan paradigma selama ini, di mana dulu Dinas Sosial kerap disepelekan atau dinilai “buangan”.

“Kalau dahulu Dinsos disepelekan seperti buangan, tapi buat saya tidak. Bapak dan ibu di sini bagian dari bumper, bagian frontline-nya pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Karena semua penyandang masalah sosial adalah mereka yang butuh uluran tangan dan respon cepat pemerintah, khususnya Dinsos,” bebernya.

Ditambahkan, pemprov bersama berbagai jejaring yang dimiliki pemerintah kabupaten dan kota, serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) telah mampu menunjukkan jika negara selalu hadir. Bahkan selain jejaring Dinsos di tingkat pemkab dan pemkot, pemerintah provinsi tetangga juga telah menyatakan siap bekerja dengan Pemprov Jateng dalam penanggulangan berbagai persoalan sosial masyarakat yang melibatkan kepentingan antarpemerintahan provinsi.

“Bantuan ambulans ini kita harapkan bisa membantu kelancaran dalam melaksakan tugas, juga dimanfaatkan seoptimal mungkin meski barangkali belum maksimal. Sejauh itu masih bisa dipakai untuk menolong maka gunakan dengan baik,” pinta Ganjar.

Dia mengatakan, pekerjaan apapun dan dimanapun ditempatkan, ketika melakukannya dengan sungguh-sungguh, keluar dari lubuk hati yang paling dalam, dan ikhlas, maka karyanya akan kelihatan di masyarakat, dan inilah yang membanggakan semua pihak.

Kapala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Drs Nur Hadi Amiyanto MEd menyebutkan, total jumlah panti sosial di Jateng ada 52 panti, termasuk 27 panti psikotik yang tersebar di berbagai daerah di Jateng. Dengan adanya bantuan lima unit ambulans, maka dari 27 panti psikotik, sembilan di antaranya telah memiliki ambulans sebagai sarana transportasi penghuni panti untuk berobat ke rumah sakit, mengantar jenazah, dan pelayanan sosial lainnya.

“Selama ini panti yang tidak punya ambulan mengangkut pasien dengan Tosa, itu kan tidak manusiawi. Alhamdulillah banyak pihak yang membantu kami sehingga tugas semakin ringan,” katanya.

Nur Hadi menjelaskan, bantuan lima unit ambulans untuk mendukung operasional pelayanan panti tersebut, merupakan bantuan alih pemanfaatan tiga unit ambulan dari RSUD dr Moewardi Surakarta dan RSJD Surakarta. Ketiganya diserahkan masing-masing kepada Rumah Pelayanan Sosial (RPS) Lansia Klampok Brebes, RPS eks Psikotik Muria Jaya Kudus, dan RPS Hestining Budhi Klaten.

“Sedangkan dua unit lainnya merupakan hibah dari unit pengumpul zakat (UPZ) Dinas Sosial Provinsi Jateng diserahkan kepada RPS Lansia Potroyudan Jepara dan RPS Lansia Wiloso Wredho Purworejo,” terang mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah ini.

Menurut dia, kriteria penerima bantuan berdasarkan sisi urgensi atau kebutuhan mendesak. Ia mencontohkan RPS di Kudus yang membawahi tiga panti, yakni panti tunanetra dan dua panti melayani orang-orang dengan gangguan jiwa. Sehingga butuh sarana transportasi panti yang layak dan mampu menjangkau warga di pelosok desa.

“Bantuan ambulans itu telah kami tata dan perbaiki terutama bagian mesinnya. Sehingga ketika nanti diserahkan ke panti psikotik dan panti lansia yang tidak punya ambulans, mereka lebih lincah dalam memberikan pelayanan serta menjangkau orang-orang susah di kampung,” pungkasnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait