Harapkan Ganjar Tetap “Kemlinthi”

  • 23 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Slogan Mboten Korupsi Mboten Ngapusi yang diusung Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan Wakil Gubernur Drs H Heru Sudjatmoko MSi sejak mencalonkan diri, memang mendapat sambutan positif dari masyarakat. Meski begitu, tidak semua lapisan masyarakat menyukainya. Sehingga, ada yang menambahkan slogan dengan kalimat Mboten Kemlinthi.

“Jadi, kadang Pak Gub dipersonifikasikan sebagai sosok yang kemlinthi. Ini pernik-pernik memimpin, yang menjadi curahan masyarakat Jateng,” kata Kepala Biro Semarang Kedaulatan Rakyat Isdiyanto dalam Diskusi Jurnalistik 4 tahun Ganjar Pranowo Pimpin Jateng dalam rangka Ulang Tahun ke-72 Kedaulatan Rakyat, di Kantor Perwakilan Kedaulatan Rakyat Semarang, Jumat (22/9) .

Isdiyanto berpendapat, melalui slogan yang diusung Ganjar – Haru, mengantarkan mereka pada keberhasilan yang substansial, yakni pemerintahan yang bersih. Itu ditunjukkan dengan tidak adanya pejabat di lingkungan Provinsi Jawa Tengah yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Termasuk anggota DPRD Jateng.

Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud menambahkan, pihaknya berharap Gubernur Ganjar Pranowo tetap kemlinthi. Sebab, kemlinthi tersebut menjadi faktor pembeda dengan pemimpin Jateng yang lain.

“Dengan berbeda, maka kekuatan pembeda inilah yang nantinya saya berharap bisa jadi faktor determinatif dalam membangun Jateng. Banyak hal yang sudah dilakukan dari aspek ini,” katanya.

Amir berpendapat, orang-orang yang melabeli kemlinthi itu sesungguhnya karena ada singgungan-singgungan kepentingan yang kemudian tidak terakomodasi. Namun, setiap pemimpin pasti akan mencoba berbeda dari yang lain dalam gaya kepemimpinannya, untuk mencapai target goal kepemimpinan.

Selama empat tahun memimpin Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo mengakui, melaksanakan slogan Mboten Ngapusi Mboten Korupsi yang diawali dari sebuah riset. Tidak mudah bagi dia, maupun bagi jajaran di bawahnya.

“Di awal memimpin, saya dan Pak Heru bersepakat tidak akan melakukan korupsi. Maka itulah kontrak kami berdua. Dari situ, kami bismillah untuk menjalankan ini. Maka kalau saya remind sedikit saja, apa sih kegelisahan saya empat tahun memimpin Jateng? Saya masih terganggu dengan korupsi dan gratifikasi,” ungkapnya.

Semua cara sudah dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi dan gratifikasi. Mulai disumpah saat dilantik, menandatangani pakta integritas, training of trainer langsung dari KPK, penerapan government resources management system dalam sistem penganggaran, hingga pelaporan harta kekayaan dari eselon I sampai IV.

Faktanya, di tingkat kabupaten/ kota, tidak semua kepala daerah dan struktur di bawahnya menaati. Bahkan sekalipun menteri dalam negeri turun ke daerah, mereka tetap abai. Sementara di tingkat provinsi, menjadi tantangan tersendiri untuk dapat berhijrah ke cara-cara baru. Namun komitmen Ganjar untuk terus berupaya membuat monumen pemerintahan yang bersih.

“Gampang? Waduh sulitnya luar biasa,” beber dia.

Ganjar pun menyadari, pencegahan korupsi dan gratifikasi yang dilakukannya, mengganggu banyak orang. Meski begitu dia justru menganggap itu sebagai tantangan yang menarik. Sehingga ketika sebuah kebenaran dia pertahankan, kekemlinthian itu muncul.

“Mempertahankan kebenaran buat saya itu pride, itu harga diri. Sehingga kesan dipublik adalah itu (kemlinthi). Saya agak sulit untuk menjadi lebih soft dan pura-pura. Kalau pura-pura, pencitraan. Saya tidak peduli dengan citra karena sebenarnya politik itu, citra. Jadi yang saya kerjakan itu adalah riil, dan sekaligus citra,” urai mantan anggota DPR RI itu.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait