Gunungan Sampah pun Berubah Jadi Tempat Nongkrong Favorit

  • 12 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

KLATEN – Gunungan sampah dari beragam plastik bekas kemasan minuman, tas belanja, kemasan sabun, detergen, kasur, bantal, tikar dan lainnya di tepi Sungai Ujung Kampung Trimasan, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi yang setahun lalu menjadi pemandangan tak sedap, kini tak lagi ada.

Air bening mengalir dengan bebasnya. Dan di tepian sungai yang berhilir di Sungai Dengkeng dan Bengawan Solo itu tiap Minggu pagi, dan sore menjelang tengah malam, dipenuhi warga dengan beragam aktivitasnya.

Beberapa orang tua nampak mengantar sang anak tercinta bermain mobil remote sambil menikmati jajanan. Mengantar sang anak bermain odong-odong.

Para remaja yang berkumpul berdiskusi akan melanjutkan sekolah kemana. Hingga, aktifis Sekolah Sungai Klaten yang menjadikan tempat itu sebagai “ruang tamu” bagi tim Jelajah Jateng, untuk berdiskusi sembari menikmati kopi.

Ya. Taman Kentri, nama taman yang setahun lalu menjadi tempat pembuangan akhir beragam sampah hingga menggunung dan dipenuhi lalat hijau. Menjijikkan.

Tapi, sekali lagi, itu dulu. Kini, taman sepanjang kurang lebih 500 meter dengan lebar tiga meter itu menjadi tempat nongkrong favorit tak hanya warga sekitar. Taman yang indah.

Penambahan fasilitas wifi, menambah para remaja atau orang yang ingin berselancar ke dunia maya enggan duduk di taman itu hanya sebentar.

Penerangan yang cukup, wifi, tempat duduk, jalur khusus terapi kaki, arena bermain, rerimbunan pohon dan bunga serta banyaknya pedagang makanan, membuat Tim Jelajah Jateng pun enggan bersegera meninggalkan tempat itu.

Perubahan 180 derajat kawasan itu tak lepas dari tangan dingin para sukarelawan Komunitas Sekolah Sungai Klaten yang miris melihat kondisi sungai-sungai di Klaten yang jumlahnya 100 lebih.

Arif Fuad Hidayah, salah satu aktifis Sekolah Sungai Klaten menuturkan, ada 150-an sungai di Klaten kondisinya masih ada yang sama dengan Sungai Ujung setahun lalu. Menjadi tempat pembuangan sampah pilihan masyarakat.

Komunitas Sekolah Sungai hadir ke tengah masyarakat untuk memberikan edukasi, bagaimana cara membuang sampah itu dengan baik, memberikan edukasi mengenai cara pengelolahan sampah agar tak dibuang ke sungai agar masyarakat paham akan pengelolan sampah.

Menurutnya, ada sekitar 20 puluh komunitas di Klaten yang masih terus berupaya untuk membantu masyarakat dalam menjaga sungai yang ada.

“Target yang kita cari dalam sekolah sampah ini semua kalangan, supaya masyarakat itu peduli akan lingkungan kita,” jelasnya.

Menurutnya, banyak masyarakat yang belum tahu betul cara mengelola sampah dengan baik. Jika bisa dikelola dengan baik sampah-sampah yang ada bisa didaur ulang untuk kebutuhan. Setiap seminggu sekali atau seminggu dua kali, Sekolah Sungai hadir di masyarakat.

“Untuk harinya tidak tentu bisa seminggu sekali atau seminggu beberapa kali. Tapi sudah dipasikan sekolah sampah akan selalu hadir memeberikan pengajaran untuk masyarakat dan bisa menjaga lingkungan,” paparnya.

Untuk bisa berjalan hingga sejauh ini, sekolah sampah berkolaborasi dengan beberapa komunitas yang ada di Klaten dan Pemerintah Daerah. Dengan adanya komunitas yang peduli terhadap lingkungan, Arif berharap akan ada lagi komunitas-komunitas yang peduli akan sungai dan komunitas hadir dalam setiap sungai.

Ada Cah kali, Komunitas Peduli Sungai, Perdes, Srikandi Sungai Buntalan, Bank Sampah, Senja Nikmati Japili, Jagoan Pinggir Kali, Bendo merupakan komunitas yang sering ikut dalam kegiatan Sekolah Sungai.

“Harapannya semoga di tiap-tiap sungai akan ada komunitas, biar masyarakat lebih paham akan pentingnya lingkungan dan cara merawat lingkungan,” tandasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan rasa bangganya, karena komunitas peduli sungai dan sekolah sungai di Klaten selain mengajak masyarakat menjaga sungai dari sampah, juga mampu turut serta menggerakkan ekonomi masyarakat.

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, kegiatan sekolah sungai dan komunitas sungai di Klaten telah menjadi pembicaraan nasional. Banyak daerah yang ingin belajar ke Klaten terkait pengelolaan sungai.

“Saya akan dampingi ini sampai kapanpun. Mari kita tularkan hal baik ini kepada masyarakat luas, agar semakin banyak lagi orang peduli kepada lingkungan,” tandasnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait