Edukasi Pangan dan Jajanan Aman Bermutu, Wagub Ingatkan Kembali Ajaran Pesantren tentang Kesehatan

  • 16 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG  – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang, gencar melakukan edukasi pangan dan jajanan yang aman serta bermutu, kepada santri pondok pesantren.
Hal itu tampak dalam kegiatan Edukasi Pangan dan Jajanan yang Aman dan Bermutu di Pondok Pesantren, di Hotel Shantika, Kota Semarang, Jumat (16/12/2022).
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, pihaknya bersama BBPOM Semarang berupaya menjaga mutu pangan di lembaga pendidikan, seperti pesantren.
“Ini baru pertama kali sosialisasi terkait soal keamanan makanan di pondok pesantren, yang jumlahnya di Jateng ini banyak. Sebenarnya ini, mengajak para santri atau pondok pesantren, untuk melayang (mengingat) kembali ajaran pesantren tentang kesehatan, kebersihan di ponpes, ini kita diskusikan lagi, kita buka lagi,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.
Gus Yasin yakin jika santri akan peduli terhadap keamanan dan mutu makanan di pondok pesantren. Dimulai dari sejak dini yakni makanan yang dikonsumsi diperhatikan, termasuk dari kebersihan, kemasan, hingga izin BBPOM atau belum.
Apalagi bila sampai pada kepedulian akan kehalalan makanan, wagub yakin akan lebih baik karena sebelum ke tingkat halal sudah diseleksi lagi segi kesehatannya.
“Saya titipkan, kalau dari sini (kegiatan) harusnya mereka juga menginisiasi pertemuan dilebarkan. Baik itu dikerjasamakan dengan Dinkes Provinsi Jateng maupun di kabupaten/ kota. Bisa juga mengundang narasumber dari BPOM maupun dari Dinas Kesehatan,” pungkasnya.
Kepala BBPOM Semarang, Sandra MP Linthin mengatakan, pihaknya terus memberikan literasi, hingga mengedukasi masyarakat soal makan-makanan yang aman.
“Tetapi secara khusus di pesantren belum. Padahal diketahui di pesantren itu santrinya sangat banyak, dan tentu yang kita inginkan juga makanan yang dikonsumsi santri tentu harus sehat. Harus toyyib dan halal. Inilah yang kami lakukan dalam hal menjaga makanan ini harus sehat, aman, dan bermutu,” kata dia.
Pihaknya akan bekerja sama dengan Kemenag mengumpulkan beberapa pesantren, untuk melakukan kegiatan serupa. Mungkin tidak semua santri diundang tapi ada perwakilan. Nantinya, perwakilan menjadi kader keamanan pangan di pesantren.
Santri dari Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Quran Semarang, Syakinah mengatakan, adanya acara ini membuatnya makin peduli dengan pemilihan makanan di pondok pesantren.
“Saya pribadi, acara sangat bermanfaat. Misalnya styrofoam jadi bungkus makanan, itu sangat sering. Ternyata styrofoam berbahaya. Saya bisa menghindari, untuk lebih disiplin lagi,” terangnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait