Diharapkan Berkontribusi Turunkan Stunting, Atikoh Dorong Amalkan dan Kukuhkan Hatinya PKK

  • 08 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Tim Penggerak dan kader PKK di Jawa Tengah didorong terus mengajak masyarakat untuk menggerakkan pemanfaatan pekarangan. Sehingga diharapkan pemanfaatan pekarangan dapat berkontribusi terhadap penurunan stunting.

Hal itu ditegaskan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, saat membuka kegiatan Hatinya PKK dengan Komoditas Hortikultura untuk Menopang Pendapatan Keluarga di Masa Pandemi Covid-19 bagi Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota se-Jateng Tahun 2022, secara daring dari Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Selasa (8/11/2022).

Menurutnya, Jawa Tengah memiliki potensi tanah yang subur, sehingga setiap jengkal tanah, termasuk pekarangan, dapat dioptimalkan untuk tanaman pangan. Selain itu, bisa dikombinasikan dengan budidaya ternak atau ikan yang dapat menjadi sumber protein hewani.

Jika masyarakat dapat menerapkan itu, diharapkan kedaulatan pangan dapat terwujud. Bahkan, kasus stunting dapat ditekan karena kebutuhan nutrisi keluarga dapat dipenuhi dari pemberdayaan pekarangan.

“Melalui pemanfaatan pekarangan, baik dengan tanaman pangan, dengan dikombinasikan pola budikdamber (budidaya ikan dalam ember), diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan stunting. Saya berterima kasih sekali kepada teman-teman PKK, karena angka stunting kita turun signifikan. Tapi, kita masih harus mengejar penurunan stunting, sehingga dapat mencapai target di bawah 14 persen pada 2024 mendatang,” beber Atikoh.

Untuk mencapai hal itu, terangnya, sosialisasi, pelatihan pemanfaatan pekarangan mesti terus dilakukan. Sebab, kampanye tidak bisa hanya dilakukan sekali, melainkan harus kontinu, sekaligus mengingatkan diri apakah program kedaulatan pangan yang dilakukan sudah efektif.

Apalagi, imbuh Atikoh, sekarang ini gerakan yang dilakukan adalah Aku Hatinya PKK, yang artinya Amalkan dan Kukuhkan Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman. Menurutnya, amalkan diartikan tidak sebatas teori. Seusai mendapat pelatihan, diharapkan warga dalam mengimplementasikannya dalam keseharian. Kukuhkan berarti butuh improvisasi, peningkatan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Masing-masing daerah ini kan memiliki local wisdom sendiri. Bagaimana memanfaatkan pekarangan tentunya berbeda, daerah dingin tanaman apa yang cocok. Berbeda lagi dengan pesisir, seperti pantura, Tegal, Kendal, Pati, dan lainnya, yang memiliki jenis tanaman berbeda, cara tanam dan teknik yang juga berbeda. Di daerah perkotaan, bisa dengan mengembangkan vertikultur,” ujar Atikoh.

Diakui, pemanfaatan pekarangan tidak hanya menghasilkan produk dan memberikan sumbangsih nutrisi, tapi juga berpotensi menambah pendapatan keluarga. Konsumsi tanaman sendiri dapat menekan pengeluaran, bahkan jika produksinya berlebih, dapat dijual, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Di sisi lain, budidaya tanaman juga memberikan kebahagiaan tersendiri.

“Pasti ibu sangat senang kalau tanaman padi atau kangkungnya bisa subur. Saya melihat jeruk di rumah berbuah, sudah rasanya luar biasa. Jadi manfaatnya banyak sekali. Memberikan efek ekonomi, berkurang dari sisi pengeluaran. Cabe mahal tidak perlu khawatir. Kangkung mengonsumsinya lebih percaya diri karena tidak disemprot macam-macam, jadi organik, aman,” ungkapnya.

Selain pemanfaatan pekarangan, Atikoh juga menekankan pentingnya penguasaan teknologi, serta pemanfaatan energi baru terbarukan. Bagaimana sampah bisa diolah dari energi, dan sebagainya.

“Ada beberapa desa, peran PKK-nya juga luar biasa, yang mengolah sampah menjadi sumber energi untuk kompor mereka. Hal itu tentu juga bermanfaat dari sisi lingkungan,” tandas Atikoh. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait