Di Hadapan Ratusan Siswa SMKN 7 Semarang, Sekda Ingatkan Jaga Pergaulan

  • 14 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Kesempatan bertemu dengan ratusan siswa SMK Negeri 7 Semarang yang tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Kamis (14/7/2022), dimanfaatkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, untuk mengampanyekan program Jo Kawin Bocah (jangan menikah di usia anak). Di hadapan siswa, sekda mengatakan banyak kasus rekan seusia mereka yang terpaksa menikah karena hamil di luar nikah.

“Jadi kawin bocah itu karena sudah terpaksa. Jadi posisinya kawin bocah itu lebih banyak karena dipaksa kondisi, akibat pergaulan, akibat pertemanan,” ungkap Sumarno, di Aula SMKN 7 Semarang

Sekda mengingatkan para siswa agar menjaga masalah pergaulan. Jangan sampai siswa terjebak pada pergaulan bebas, yang melanggar norma agama dan merusak diri-sendiri. Sebab, masa sekolah adalah masa-masa mengembangkan diri.

“Karena posisinya seperti itu, berarti yang harus diantisipasi adalah bagaimana menjaga pergaulan, pertemanan adik-adik semua, supaya tidak terjerumus ke tadi (pernikahan usia anak),” pesannya.

Ditambahkan, banyak risiko yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Dari sisi ibu dan anak, karena reproduksinya belum siap untuk melahirkan dan mentalnya belum siap mengurus anak, maka berdampak buruk bagi kesehatan keduanya. Belum lagi dampak lainnya, seperti kehilangan kesempatan mendapat pendidikan yang lebih baik, dan rentan dihadapkan pada masalah ekonomi.

Di samping menyampaikan kampanye Jo Kawin Bocah, Sekda juga menyinggung soal perkelahian antarpelajar yang biasanya dilakukan anak-anak SMK. Dia memberikan nasihat supaya mereka tidak mudah terpancing melakukan perkelahian antar sekolah.

‘‘Tujuannya apa kira-kira kalau anak-anak itu berkelahi? Paling tinggi itu hanya mempertahankan harga diri. Seberapa sih harga dirinya itu? Karena apa, orang itu mempertahankan harga diri itu bisa diwujudkan dengan mengalah. Dengan mengalah itu orang akan jauh lebih menghargai daripada orang yang brangasan untuk melawan,” urai Sumarno.

Untuk mendapat sematan kata hebat, sambungnya, tidak perlu mempertaruhkan nyawa. Akan lebih baik jika kata hebat itu didapatkan dengan berprestasi. Sekda pun meminta kepada kepala sekolah dan para guru untuk tidak bosan mengingatkan siswanya agar tidak melakukan tindakan-tindakan negatif. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait