Daerah Terdeteksi Penyakit Mulut dan Kuku di Jateng Dapat Bantuan, Peternak pun Didampingi

  • 17 May
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberi bantuan ke daerah-daerah yang terdeteksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bantuan yang diberikan mulai pendampingan pada peternak, hingga obat-obatan.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau kelompok Ternak Muda Mandiri di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Selasa (17/5/2022). Ganjar mengatakan terus berkoordinasi dengan kabupaten/ kota terkait PMK ini.
“Semua sekarang kita minta untuk siaga, tapi nggak perlu panik. Karena ya alhamdulillah masih terkendali, tapi kita tidak boleh lengah,” ujarnya.
Ditambahkan, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jateng, saat ini total 48 ekor hewan ternak yang positif PMK, yang berada di 13 daerah.
“Beberapa dokter sudah menyampaikan bahwa itu bisa diobati. Dan ini ada beberapa vitamin, antibiotik yang nanti disuntikkan ke mereka (ternak), terus ada juga yang spray untuk luka, biasanya di kukunya,” kata Ganjar.
Selain bantuan peralatan dan obat-obatan, pihaknya melalui Disnakkeswan juga terus memberikan pendampingan pada para peternak. Bahkan, menurut Ganjar, para peternak saat ini sudah paham penanganan saat hewannya sakit.
“Tugas kami mendampingi, itu surveilansnya jalan, dan kami yang bekerja sama untuk ambil kebijakan dengan pusat riset, termasuk kemungkinan vaksinasi. Kalau nanti ada, kita siapkan,” beber gubernur.
Ganjar juga mengapresiasi kepala daerah yang mau turun ke lapangan mengecek PMK. Di samping itu, tim surveilans dan dokter juga bergerak siaga.
“Kemarin teman-teman bupati itu ada yang keliling masuk ke pasar hewan, ngecek. Itu menurut saya cara yang paling bagus. Sekali lagi surveilansnya mereka sedang berjalan, ini para dokter hewan juga sampai hari ini mereka siaga,” ujarnya.
Terkait potensi kerugian, imbuh Ganjar, pasti ada. Namun, dia meminta masyarakat tetap tenang selama hewan ternaknya dalam penanganan dokter.
“Potensinya kalau kena ya pasti turun berat badannya, dan kemudian ya kalau dijual nggak laku. Maka hitung-hitungan itu sih selama mereka menjadi pasien dari para dokter hewan, ya kita nggak hitung dululah
Kita obati dulu, mudah-mudahan bisa,” tandasnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait