Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Ciptakan Ruang Bahagia
- 28 Aug
- ikp
- No Comments

BLORA – Hoaks dan media sosial menjadi bahasan yang menarik bagi para peserta Jambore Daerah (Jamda) XV Provinsi Jawa Tengah saat Jumpa Tokoh bersama Ketua Mabinda Ganjar Pranowo dan Ketua Kwarda Atikoh Ganjar Pranowo di Bumi Perkemahan Mustika Blora, Selasa (27/8/2019).
Berbagai pertanyaan diajukan, seperti mengapa hoaks masih banyak bertebaran? Bagaimana cara agar tidak termakan hoaks? Bagaimana menyadarkan teman-teman agar tidak mudah menyebarkan hoaks? Bagaimana cara mengatasi kecanduan medsos? Jika medsos di blokir, bagaimana cara mencari informasi?
Gelak tawa muncul ketika salah satu peserta Rian Setia Ahmad Aditya bertanya. Peserta asal Kwarcab Cilacap itu ditantang Ganjar untuk bertanya dengan bahasa ngapak.
“Soal medsos kuwi nyong pan takon, kaitane kuwe kan ngleket karo hoaks. Salah siji wong gedhe kuwi kan ya nyebarne hoaks, tapi lali jenenge. Kepriwe carane sing paling bener, apik, tepat men batir-batire aja men-share hoaks sing ora ngerti apa kuwe gur dideleng terus disebarna(Soal medsos itu saya akan bertanya, berkaitan dengan itu lekat sekali dengan hoaks. Salah satu orang besar itu kan juga menyebarkan hoaks, tapi lupa namanya. Bagaimana cara yang paling benar, bagus, tepat agar teman-teman saya tidak menshare hoaks yang tidak tahu hanya dilihat terus disebarkan)?” tanyanya yang mengundang tawa para peserta.
Selanjutnya Ganjar pun tidak langsung menjawab, ia justru memantik peserta untuk menjawab dan mendiskusikan pertanyaan terkait media sosial dan hoaks itu.
Intisari Bani Ilhami, mencoba berpendapat terkait cara agar tidak termakan hoaks. Menurutnya, sebelum yakin apakah berita tersebut hoaks atau tidak, lakukan cek dan ricek terlebih dulu.
“Dari berita tersebut biasanya tertera nama atau produknya atau hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Sebelum kita yakin bahwa berita itu benar, sebaiknya kita telusuri yang tertera pada berita tersebut agar kita tahu seluk beluk yang sebenarnya seperti apa,” jelas peserta asal Kwartir Cabang Banyumas ini dihadapan teman-temannya.
Ditambahkan, apabila hasil penelusuran itu berbeda dengan aslinya, lebih baik jangan ikut menyebarkan ke yang lain agar tidak menambah hoaks yang sudah ada.
“Cari ke sumbernya kak, kita telusuri kita baca-baca terus nanti kita simpulkan yang benar itu yang kayak gimana,” imbunya.
Ketua Mabida Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengingatkan agar peserta jangan sungkan untuk bertanya apabila memperoleh suatu informasi yang belum diyakini kebenarannya. Baik ke guru, kakak pembina, teman ataupun melalui mesin pencari google.
“Maka di google sekarang sudah ada fasilitas-fasilitas itu. Bener nggak berita ini, keywordnya ditulis di situ kadang-kadang muncul gambar aslinya, sehingga bisa diperbandingkan. Itu cara anak-anak digital menyelesaikan persoalan,” jelasnya.
Tak hanya itu, Ganjar juga menyarankan anak-anak selalu melakukan auto saring, yakni menyaring sendiri tanpa perlu untuk bertanya, yaitu dengan perbanyak literasi bacaan.
“Satu saja saran Kak Ganjar, banyaklah membaca, yang dibaca buku. E-book boleh nggak apa-apa,” terang Gubernur Jawa Tengah itu.
Dia berharap pramuka membuat narasi-narasi yang baik dan memanfaatkan medsos dengan hal positif. Jadikan pramuka sebagai wadah saling bekerja sama, berbagi pengalaman baik, dan saling empati antarsesama, agar tidak kehilangan esensi sebagai manusia.
Ketua Kwarda Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengingatkan, pramuka adalah perekat NKRI, sehingga bisa menjadi
wadah untuk membangkitkan jiwa nasionalisme setiap anggotanya.
“Di zaman digital seperti sekarang, kalau kita tidak membangkitkan rasa nasionalisme dari adik-adik itu bisa dilibas oleh sosmed, dilibas oleh digital,” bebernya.
Atikoh pun berpesan agar pramuka bisa menciptakan ruang bahagia. Karena kalau bahagia, energi positif akan terpancar dan terus untuk melakukan yang terbaik. (Tu/Ul, Diskominfo Jateng)







