BPS Catat Jumlah Penduduk Bekerja di Jateng Melonjak, Pengangguran Turun  

  • 06 May
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah kian turun. Itu berdasar Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2024, yang mencatat jumlah orang bekerja melonjak 0,45 juta orang menjadi 20,41 juta orang. Sementara, pengangguran turun 0,17 juta orang menjadi 0,94 juta orang.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan, dalam konferensi pers daring, Senin (6/5/2024). Menurutnya, Sakernas dilakukan untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di suatu daerah, pada kurun waktu satu tahun terakhir.

Dari survei ini, beber Dadang, diperoleh simpulan jumlah angkatan kerja mencapai 21,35 juta orang. Sementara itu, jumlah orang bekerja naik dan penganggur atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jateng makin turun, angkanya mendekati catatan TPT sebelum pandemi Covid-19.

Pada Februari 2023 jumlah orang bekerja 19,96 juta orang. Jumlah ini mengalami peningkatan 0,45 juta orang menjadi 20,41 juta orang bekerja, pada Februari 2024.

“Sepanjang periode Februari 2023, hingga Februari 2024, terjadi penyerapan tenaga kerja di jateng sebanyak 0,45 juta orang menjadi 20,41 juta orang. Perekonomian yang menggeliat menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang semakin baik. Ini ditunjukkan angka pengangguran turun 0,17 juta orang menjadi 0,94 juta orang pada Februari 2024,” papar Dadang.

Catatan BPS Jateng, pada Februari 2020 angka pengangguran di Jateng berjumlah 0,80 juta jiwa (4,20 persen), pada Februari 2021 meningkat jadi 1,12 juta jiwa (5,96 persen).

Puncaknya, pada Februari 2022 angka pengangguran mencapai 1,19 juta jiwa (5,75 persen), kondisi itu mulai membaik di Februari 2023 menjadi 1,10 juta jiwa (5,24 persen) dan terkini pada Februari 2024, jumlah penganggur 0,94 juta jiwa atau 4,39 persen.

“Tren TPT terus menurun. TPT Februari 2024 mendekati sebelum pandemi sebesar 4,39 persen ini, menimbulkan sentimen positif membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah,” tuturnya.

Sementara, imbuh Dadang, bila dilihat dari partisipasi angkatan kerja (TPAK), perempuan lebih banyak mendominasi dibanding laki-laki.

“Selama setahun terakhir, peningkatan TPAK penduduk perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. TPAK laki-laki turun 1,41 persen poin, dibanding Februari 2023 menjadi 84,13 persen. Sementara TPAK perempuan meningkat 1,18 persen poin menjadi 60,30 persen,” jelas Dadang.

Bila dilihat dari lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak, didominasi sektor pertanian. Namun demikian, pada kurun Februari 2023 sampai Februari 2024, ada tiga lapangan usaha yang mendominasi serapan tenaga kerja. Yaitu, sektor akomodasi dan makan minum menyerap 153 ribu orang, sektor administrasi pemerintahan 120 ribu orang, dan jasa lainnya 109 ribu orang. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait