Berkat Lapak Ganjar, Kerajinan yang Terinspirasi Sandal Hilang Ini Dilirik Bule Australia 

  • 28 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

KABUPATEN SEMARANG – Siapa sangka produk sandal jepit biasa bisa menjadi lebih bernilai, setelah diberi sentuhan ukiran di permukaannya. Tak heran jika karya ukiran milik Lutfi Chakim, dilirik bule asal Australia.
Hal itu merupakan salah satu manfaat yang diterima usaha yang diberi nama El Karya, seusai ikut program Lapak Ganjar. Bahkan  penjualannya makin meningkat.
Program inisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ini memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM,  untuk mempromosikan produknya melalui Instagram story Ganjar Pranowo. Story yang terpilih akan dibagikan ulang oleh akun @ganjar_pranowo.
“Yang jelas setelah di-repost semakin dikenal. Mulai dari teman-teman, dan masyarakat umum. Teman memberi tahu teman, merambah area kecamatan, malah ada yang order dari luar kota Batam, pernah juga yang order dari bule Australia,” kata Lutfi, saat ditemui di tempat kerajinannya di Dusun Indrokilo RT 01/RW 01, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Sabtu (28/1/2023).
Menurutnya, sebelum ikut Lapak Ganjar , pesanan yang masuk atau diterima hanya dua sampai tiga orderan. Setelah ikut Lapak Ganjar, peningkatan orderan mulai berdatangan. Bahkan, saat ini peningkatan makin terasa.
“Lumayan meningkat bisa tujuh, 10, pernah 15 orderan. Banyak-banyak terima kasih atas terbantunya usaha kami. Lapak Ganjar tambah sukses, semakin membantu para pelaku UMKM di Indonesia. Lapak Ganjar ajib (mantap),” imbuh Lutfi.
Dia menerangkan, usaha kreatifnya tersebut berdiri setelah ada kejadian unik menimpa temannya, yang merasa kehilangan sandal baru. Sandal ukiran itu, yang bisa juga diberi nama, bisa untuk meminimalisasi atau menghindari tertukar mengambil sandal.
“Asalnya dulu ketika saya ngaji di Pondok Pesantren Al Uqolak Kalisidi Ungaran, dua teman saya itu sehabis Jumatan (salat Jumat) mengeluh, kang, sandal anyarku kok ilang, ya wis ya sandal ditulis wae (mas, sandal baruku kok hilang, ya sudah sandalnya ditulis saja). Itu awal pertama sandal dipakai ukiran,” bebernya.
Sandal ukirannya dibuat dari sandal jepit yang diambil lebih dulu karet jepitnya, menyisakan permukaan sandal. Kemudian, Lutfi akan mengukirnya menggunakan alat ukir khusus sandal.
Dia akan mengukir sesuai pesanan dari si pengorder. Baik itu berbentuk tulisan, logo, karakter animasi, hingga gambar wajah tokoh, dengan harga jual mulai dari Rp25 ribu-Rp35 ribu. Kalau ukiran logo atau animasi kartun yang mudah, Lutfi menjual Rp30 ribu, gambar tokoh animasi yang sulit Rp35 ribu.
“Kalau hiasan ada versi dua, kalau tidak berfigura saya jual Rp75 ribu, dua wajah Rp85 ribu. Lebih dari satu pasang sandal ya harganya naik, dan tergantung kerumitannya,” tambahnya.
Pantauan di tempat kreasinya, ada sejumlah kerajinan sandal ukir terpajang rapi di figura dan tergantung di dinding. Mulai dari gambar tokoh Ganjar Pranowo, gambar foto pasangan Presiden dan Wapres, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, gambar almarhum Didi Kempot, logo klub sepak bola PSIS, logo klub Manchester United berdampingan dengan gambar Ganjar Pranowo, logo organisasi Nahdlatul Ulama, dan lainnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait