Belajar Olah Sampah dan Sulap Air Hujan Jadi Disinfektan dari TP PKK Cilacap

  • 21 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Sampah biasanya menjadi bagian yang terbuang, menumpuk dan bahkan dapat menimbulkan penyakit dan bencana. Namun, di Kabupaten Cilacap, sampah dapat diolah menjadi bahan produktif dan bernilai ekonomis.
Berawal dari kegelisahan tingginya produksi sampah yang mencapai 160 ton per hari, Tim Penggerak PKK Kabupaten Cilacap melakukan gerakan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan keluarga. Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Cilacap, Tetty Suwarti Pamuji saat PKK Menyapa melalui live Instagram bersama Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, Rabu (21/10/2020).
“Saking banyaknya sampah yang tidak terkelola, PKK curhat ke Pak Bupati kalau produksi sampah mencapai 160 ton per hari. Akhirnya ada penampungan bantuan dari perusahaan asal Jerman saat itu,” ujar Tetty.
Selain penampungan, pihaknya juga mulai melakukan gerakan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk. Mereka berupaya menumbuhkan kesadaran ibu rumah tangga untuk memanfaatkan sisa atau sampah sayuran.
“Sampah sayuran itu tidak dibuang, tapi dibikin pupuk. Dengan peralatan sederhana diolah di rumah, kira-kira membutuhkan waktu dua minggu untuk bisa jadi pupuk,” paparnya.
Sedangkan sampah nonorganik dikelola melalui bank sampah di tiap kecamatan.
“Jadi tiap kecamatan kita punya bank sampah. Sampah dari warga itu bisa ditukar dengan bahan makanan seperti gula dan lainnya. Ada juga yang ditabung, nanti diambil waktu ada kebutuhan anak sekolah dan lainnya,” ungkapnya.
Bank sampah tersebut bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat, dalam memilah sampah dan pengangkutan.
“Kita kerja sama dengan DLH dan CSR yang ada,” imbuhnya.
Bukan hanya pengelolaan sampah, TP PKK Kabupaten Cilacap juga sedang mengembangkan cairan disinfektan dari air hujan.
“Air hujan itu kita proses menjadi disinfektan. Bahkan yang kadar PH-nya tinggi bisa diminum,” lanjut dia.
Dalam kesempatan itu, Tetty membeberkan beberapa gerakan PKK lainnya seperti bantuan kolam dan bibit ikan untuk masjid, bantuan sosial bagi lansia saat Covid-19, upaya pencegahan stunting, lapak tani, dan pemberdayaan masyarakat.
“Ini semua sejalan dengan program Jogo Tonggo yang diinisiasi oleh Pak Ganjar,” terangnya.
Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengapresiasi apa yang dilakukan PKK Kabupaten Cilacap. Bagaimana pun, inovasi dan kreativitas dibutuhkan untuk memberdayakan masyarakat, terlebih saat pandemi Covid-19 seperti sekarang.
“Kita banyak belajar dari Cilacap bagaimana mengelola sampah menjadi bahan yang bermanfaat dan bernilai ekonomi,” katanya.
Yang menarik, lanjut Atikoh, banyak inovasi yang dilakukan sehingga menjadikan masyarakat mandiri.
“Tadi ada pengelolaan sampah, inovasi air hujan, dan pemberdayaan masyarakat,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait